Rohingya dinilai masih menjadi tantangan pemerintahan Htin Kyaw

Kuliah umum di Ruang Sidang Rektorat Unsyiah, Banda Aceh, Kamis (14/4). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Suku Rohingya di Myanmar memang hingga saat ini belum diakui secara legal oleh Pemerintah Myanmar. Rohingya dinilai masih menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Htin Kyaw.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Studi Demokrasi dan Pembangunan, Radhi Darmansyah dalam kuliah tamu dengan tema Demokrasi di Myanmar: Peluang dan Tantangan Presiden Htin Kyaw dan Aung San Suu Kyi yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Demokrasi dan Pembangunan (PSDP) di Ruang Sidang Rektorat Unsyiah, Banda Aceh, Kamis (14/4).

“Bagaimana Myanmar memberikan perhatian secara khusus untuk warga Muslim yang masih berstatus stateless ini. Rohingya akan terus menjadi perhatian masyarakat di Indonesia,” jelas Radhi.

Ia menambahkan, pengungsi Rohingya yang terdampar ke Aceh masuk ke wilayah Aceh Jaya, Aceh Besar, Sabang, Aceh Timur, Aceh Utara, Langsa dan Aceh Tamiang.

“Sebagiannya terdampar langsung ke daratan Aceh dan ada juga yang dibantu serta ditarik oleh nelayan Aceh sampai ke daratan setelah berhari-hari terkatung-katung di laut. Saat ini sebagaian pengungsi Rohingya ini masih menempati posko pengungsian di Adoe, Aceh Utara dan Bireun Bayeun, Langsa,” sebutnya.

Komandan Tagana Aceh, Tarmizi menyatakan, ada sekitar 2.599 pengungsi yang ditangani oleh Tagana Aceh sejak beberapa tahun lalu. Tagana didanai oleh Dinas Sosial Propinsi Aceh. Biasanya pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh akan diberikan penanganan tanggap darurat selama 3 hingga 7 hari. Para pengungsi ini juga diberikan bantuan family kit lengkap.

Ia menyebutkan, IOM dan UNHCR, serta beberapa LSM lokal seperti RUMAN Aceh, PKPU, Yayasan Geutanyoe, ACT, dan lainnya juga aktif membantu pengungsi Rohingya. Bantuan bagi pengungsi Rohingya ini juga datang cukup banyak dari masyarakat Aceh secara sukarela.

“Saat ini, hanya tinggal sekitar seratusan pengungsi Rohingya saja yang masih bertahan di Aceh. Sisanya sudah dipindahkan ke tempat lain di Indonesia. Sebagian pengungsi ini juga ada yang melarikan diri dari kamp penampungan yang ada di Adoe dan Bireun Bayeun,” ujarnya. [Sammy/rel]

Related posts