Aceh dan Jepang miliki tekstur tanah yang rentan gempa

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Reza Fahlevi memberikan sambutan peresmian Japan Corner yang dihadiri langsung oleh Gubernur Wakayama, Yoshibu Nisaka di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Minggu (17/4). (Kanal Aceh/Aidil Saputra)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan bahwa Aceh dan Jepang memiliki tekstur tanah yang sama-sama rentan mengalami pergeseran sehingga berpotensi menyebabkan gempa.

Hal itu disampaikan Zaini Abdullah yang diwakilkan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Reza Fahlevi pada sambutan peresmian Japan Corner yang dihadiri langsung oleh Gubernur Wakayama, Yoshibu Nisaka di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Minggu (17/4).

Lanjutnya, Provinsi Wakayama yang terletak di wilayah timur laut Jepang pernah mengalami tsunami pada 11 Maret 2011 dengan menelan korban mencapai 18.500 jiwa dan kerugian triliunan rupiah. Itu mengingatkan pada peristiwa yang sama terjadi di Aceh 11 tahun silam.

“Dari fakta itu memperkuat analisis bahwa Aceh dan Jepang memiliki tekstur tanah rentan terhadap gempa,” kata Reza Fahlevi.

Reza menceritakan bahwa pada kunjungan Gubernur Aceh serta pejabat Aceh ke Kota Sendai, Wakayama, Jepang pada 11 Maret 2016 lalu saat peringatan tsunami banyak mendapatkan informasi tentang proses rehabilitasi dan rekonstruksi serta program penanggulangan bencana di Jepang.

“Terkait penanggulangan bencana, kita sepakat meningkatkan solidaritas serta mendukung berbagai bentuk riset dan pemanfaatan teknologi untuk penanganan kebencanaan,” ungkapnya.

Ke depannya, kata Reza, proses berbagi pengetahuan antara Jepang dan Aceh terkait kebencanaan dapat berjalan dengan baik. “Apalagi saat ini kita tengah merancang program pertukaran pegawai museum antara Aceh dan Wakayama,” harapnya. [Aidil Saputra]

Related posts