Pasutri tewas berdampingan dalam kondisi terbakar di Nagan Raya

Ilustrasi. (Tempo)

Meulaboh (KANALACEH.COM) – Pasangan suami istri Munir (50) dan Nurul (46), warga Desa Mon Dua, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, tewas terpanggang di barak perusahaan sawit. Mereka diduga dibakar oleh orang tak dikenal.

Dugaan ini muncul karena tiga hari sebelum kejadian, korban mengaku kepada anaknya pernah mendapat ancaman dari seseorang.

“Tiga hari lalu ayah pernah samapaikan kepada saya dia mendapat ancaman agar tidak lagi bekerja di perusahaan perkebunan sawit itu karena sengketa lahan perusahaan itu belum selesai,” kata Hermansyah (28), anak korban, di rumah duka, Minggu (24/4).

Menurut Herman, ayahnya selama ini bekerja sebagai pegawai keamanan di perusahaan perkebunan sawit yang disebut-sebut milik PT Wiratako. Setiap malam, ayahnya tidur di barak milik perusahaan di kawasan Desa Krueng Ie Itam, Kecamatan Tripa Makmur, Nagan Raya.

“Ayah selama ini tidur di barak sendiri. Tadi malam kebetulan mamak ikut untuk kawani ayah karena ayah mulai takut sendiri,” katanya.

Herman mengatakan, jasad Ayah dan ibunya saat dievakuasi dari lokasi kejadian dalam posisi seperti tertidur berdekatan. Menurut Herman, sebelum dibakar, ayahnya telah meninggal dibunuh.

“Ada banyak kejanggalan dari lokasi kejadian. Kalau kebakaran, tidak mungkin posisinya seperti itu. Pasti sempat larilah karena barak tempat mereka tidur hanya berukuran 3×5 meter. Pintunya hanya menggunakan kain,” kata Herman.

Herman berharap, polisi bisa segera mengusut kejadian ini.

Dari lokasi kejadian, polisi menemukan obor, jerigen minyak dan sebuah topi yang diduga milik pelaku.

Satu liang

Sementara itu, jenazah Munir dan Nurul dimakamkan dalam satu liang di pemakaman keluarga di kampung halamannya, Minggu petang.

Sebelum dimakamkan, kedua jasad diotopsi lalu diserahkan kepada keluarga korban.

“Tadi pagi sudah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Tadi siang baru dibawa pulang ke rumah”, kata Safrizal, keponakan korban. [Kompas]

Related posts