Sembilan ekor sapi warga di Aceh Utara mati mendadak

Ilustrasi sapi. (Merdeka)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Sembilan ekor sapi peliharaan warga Desa Alue Drien, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara mendadak mati dalam kondisi perut mengembung, pada Kamis (5/5) siang, pukul 12.00 WIB.

Belum diketahui secara pasti penyebab kematian sapi-sapi tersebut. Sementara warga menduga bahwa hewan tersebut mati setelah memakan pupuk ataupun racun tanaman.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Waspada Online di lokasi, awalnya salah seorang warga Desa Meunasah Teungoh LT, Lhoksukon, Muhammad Hanafiah (30), melaporkan kepada warga Desa Alue Drien bahwa ada beberapa sapi yang ditemukan dalam kondisi sekarat di pekarangan kebun miliknya di Desa Meunasah Teungoh.

Puluhan warga kemudian ramai-ramai melihat bagaimana kondisi dan untuk memastikan milik siapakah sapi-sapi itu. Setibanya di lokasi yang juga dekat dengan perbatasan Desa Alue Drien, barulah diketahui bahwa sapi-sapi itu milik Mahmuddin (36) dan Yusnidar (36), keduanya warga Desa Alue Drien.

Pantauan di lapangan, tiga ekor sapi ditemukn mati di dalam pekarangan kebun, sementara enam lainnya berada di luar kebun dengan jarak yang berbeda. Dari sembilan ekor sapi hanya tiga ekor yang berhasil disembelih dalam kondisi sekarat. Enam sapi sebelumnya telah mati terlebih dahulu dengan perut mengembung.

Sementara Mahmuddin mengaku, bahwa sapi yang mati itu bukanlah miliknya yang resmi, akan tetapi adalah milik warga Lhoksukon yang diserahkan untuk dipeliharanya. Ia meminta jalan terbaik dari masalah ini.

“Sapi-sapi ini mati mendadak, begitu saya datang kondisi sapi sudah kaku dengan kondisi perut mengembung. Saya minta jalan terbaiknya saja, lagi pula saya juga tidak bisa berbicara banyak, kecuali pemiliknya langsung,” ujar Mahmuddin.

Tak lama kemudian, tim Polsek Lhoksukon dan Cot Girek tiba di lokasi untuk mengecek dan mendengar keterangan warga. Namun dalam hal ini pihak kepolisian memberikan saran agar permasalahan itu setidaknya diselesaikan dulu di desa dengan keterlibatan aparat desa.

“Sementara biarkan tenang dulu, jika pun tidak selesai juga maka boleh melapor kepada kami, tapi harus perangkat desanya yang melapor dan buat penyerahannya,” ujar Kapolsek Lhoksukon, Iptu Hendra Gunawan Tanjung. [Wol]

Related posts