Sejarawan: PKI pernah berkembang di Aceh pada 1940

Diskusi publik bertemakan “Fenomena munculnya neo komunis di Indonesia: Mendeteksi gejala-gejala komunisme di Aceh dalam kurun waktu lima tahun terakhir” di Aula Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Kamis (26/5). (Ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) –  Sejarawan Aceh, Munir Aziz mengungkapkan, Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah berkembang di Aceh pada tahun 1940an dan berakhir pada tahun 1965. Bahkan beberapa tokoh utama komunis Aceh berasal dari orang Aceh itu sendiri.

Pernyataan itu dikatakannya pada acara diskusi publik bertemakan “Fenomena munculnya neo komunis di Indonesia: Mendeteksi gejala-gejala komunisme di Aceh dalam kurun waktu lima tahun terakhir” di Aula Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Kamis (26/5).

“Pada tahun 1963, seorang tokoh komunis Aceh memobilisasi massa secara besar-besaran di Kota Sigli dan mengkritik kepemimpinan umum di Aceh yang menurutnya tidak berpihak pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat kecil,” ungkap Munir.

Lanjutnya, kritik keras itu menyulut reaksi dari kelompok-kelompok pendukung para pemimpin tersebut, sehingga sang tokoh komunis di penjara karena divonis bersalah oleh para hakim.

“Begitu berkesannya proses persidangan sang tokoh, sehingga naskah pembelaannya dalam pengadilan dijadikan sebagai bahan bacaan wajib bagi kader-kader PKI di Aceh saat itu,” katanya.

Namun setelah tahun 1965, PKI dan para tokohnya berhasil dihancurkan oleh TNI dan rakyat umum. Pemusnahan PKI di Aceh relatif berlangsung cepat karena golongan rakyat yang anti PKI lebih dominan dibandingkan dengan anggota PKI itu sendiri.

“Benturan antara PKI dengan golongan ulama pada periode sebelumnya mempercepat proses hancurnya PKI, meski saat itu, kepemimpinan di Aceh tidak lagi berada pada golongan ulama,” jelas Munir. [Aidi/rel]

Related posts