Tinggalkan pendidikan demi hidupi keluarga

Si Itam yang mempunyai nama asli Mustafa (16) warga Desa Ie Tarek II, Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara yang harus putus sekolah. (Kanal Aceh/Rajali Samidan)

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Sore itu, Si Itam (16) memakai kemeja berwarna cokelat yang telah kusam, celana training berwarna biru. Di tangannya, ia memegang seutas tali.

Si Itam merupakan warga Desa Ie Tarek II, Kecamatan Simpang Keuramat Kabupaten Aceh Utara. Namun, Si Itam tak seperti teman-teman sebayanya, ia adalah seorang remaja yang putus sekolah.

Si Itam yang mempunyai nama asli Mustafa ini harus berhenti sekolah sejak ayahnya, Sulaiman (65) menderita penyakit darah manis kering.

Tak seperti anak lainnya, Mustafa terpaksa menjadi tulang punggng keluarga. Ia harus mencari nafkah tiap harinya untuk mempertahankan hidup ayah, ibu dan adiknya yang masih kecil-kecil.

Satu-satunya cara yang ia lakukan adalah berprofesi sebagai tukang panjat pohon pinang.

“Sejak ayah sakit-sakitan, saya berusaha mejadi pengganti sosok ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya,” cerita Mustafa kepada Kanalaceh.com beberapa hari lalu.

Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya, membuat Mustafa terus berusaha untuk bertahan dan tidak mengeluh.

Penghasilannya tidaklah besar. Sehari-harinya ia sanggup memanjat pohon pinang 200 batang. Ia mengatakan ongkos untuk panjat pohon pinang seharga Rp 2.000 per batang.

“Saya bisa mendapatkan Rp400 ribu. Kemudian saya kasih ke ibu, Salma (40) untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” aku Mustafa. [Rajali Samidan]

Related posts