Isi dialog Bupati Nasaruddin dengan Syaikh Ahmed dari Palestina

Bupati Aceh Tengah berbincang-bincang dengan Syaikh Ahmed Taufek Mahmud El Hajj yang berasal dari Palestina, Jumat (10/6). (Ist)

Takengon (KANALACEH.COM) – Akhir pekan ini Aceh Tengah mendapat kunjungan Syaikh Ahmed Taufek Mahmud El Hajj asal Palestina.

Kunjungan Syaikh dalam rangka mengisi Tabligh Akbar di Mesjid Agung Ruhama Takengon sekaligus penggalangan dana dari jama’ah yang dikoordinir oleh pengurus Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP).

Menjelang Sore hari, Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin lantas mengundang Syaikh Ahmed ke Pendopo setempat untuk bersilaturrahmi sekaligus melaksanakan buka puasa bersama, Jumat (10/6).

Disela berbuka, banyak terlontar dialog-dialog ringan diantara kedua tokoh ini, tentunya pembicaraan tersebut difasilitasi oleh seorang penerjemah dari KNRP.

“Sudah berapa lama disini,” ujar Nasaruddin membuka pembicaraan.

“Dua hari lalu tiba di Jakarta langsung ke Banda Aceh, dan dari Banda langsung menuju Takengon menggunakan jalur darat,” jawab Syaikh.

Menurutnya selama berada di Aceh, rakyat Aceh sangat istimewa, dan Syaikh menilai masyarakat muslim di ujung pulau Sumatera itu sangat cinta rakyat Palestina, hal tersebut dibuktikan dengan donasi yang mengalir sangat besar selama ini.

Lalu Nasaruddin kembali bertanya, “Bagaimana puasa warga Muslim di Palestina?”.

Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Syaikh, “Alhamdulillah lancar, selama Ramadhan kami seperti mendapat berkah, banyak makanan datang dan ikan juga mudah didapat,” ujarnya.

“Selama puasa apa ada gangguan dari Israel,” Nasaruddin. kembali bertanya,”. Menurut Syaikh selama Ramadan tetap ada gangguan dari Zionis, walaupun Masjidil Aqsa diberi keringanan untuk Shalat yang selama ini sulit bagi rakyat Palestina.

“Diluar Ramadan boleh masuk tapi sulit, hanya yang berumur 40 tahun ke atas, itupun pemeriksaan ketat, karena takut ada yang bawa senjata,” ujar Syaikh.

Lebih lanjut Syaikh Ahmed menuturkan, pintu keluar rakyat Palestina cuma dari Mesir, dan dibuka selama 3 bulan sekali selama 3 hari, hal itu membuat kesulitan orang yang mau berobat dan menuntut ilmu.

Walaupun berada hanya sebentar di Aceh, dengan melihat kondisi masyarakat dan suasana beribadah, menurutnya Pemerintah Daerah sudah bekerja untuk mendukung kehidupan beragama.

“Kami menilai pak Bupati sebagai sosok yang luar biasa, saya melihat banyak fenomena dekat dengan Islam, begitu juga sopan-santun masyarakat,” imbuhnya.

Menurut Nasaruddin untuk melaksanakan Syari’at Islam banyak program dan kegiatan yang dilakukan, mulai dari peningkatan infrastruktur hingga mengembangkan pengajian dalam masyarakat, bahkan sebagai motivasi untuk mempelajar Al-Qur’an juga digelar pelaksanaan MTQ bagi Keluarga, Reje (Kepala Kampung) dan Imam Kampung.

“Penegakkan Syari’at Islam menjadi perhatian utama, bahkan menjadi salah satu misi pemerintah daerah,” ujarnya.

Pertemuan malam itu berlangsung singkat, karena Syaikh Ahmed beserta rombongan KNRP masih ada agenda mengisi thausyiah Ramadhan di Kampung Simpang Kelaping Kecamatan Pegasing, sementara Nasaruddin juga memenuhi jadwal Safari Ramadhan di Kampung Kenawat Kecamatan Lut Tawar. [Aidil/rel]

Related posts