Analisis Euro 2016: yang menarik dari Turki vs Kroasia

Pemain Turki, Emre Mor. (Getty Images)

Oleh: Ariful Azmi Usman

LAGA pembuka grup D Euro 2016 mempertemukan dua tim under dog liar, antara Turki berhadapan dengan Kroasia. Gol milik Modric pada menit ke 41 adalah pembeda yang mengubah angka menjadi 1-0 untuk kemenangan Kroasia hingga akhir laga.

Namun dalam laga yang berlangsung di Parc des Princes, Ahad (12/6) malam pukul 20.00 Wib itu ada hal yang menarik, bukan tentang Luca Modric melepas tendangan volinya; Pemain muda Turki, Emre Mor (berusia 18 tahun) diturunkan pada menit 69.

Laga ini menjadi penting bagi pemuda yang baru menandatangani kontrak dengan klub Jerman, Dortmund. Meski usia baru 18 tahun, dalam kesempatan bermain 21 menit, Emre menunjukkan kelasnya. 

Sebenarnya, dalam ujicoba, Emre sudah menjalani debutnya pada Mei lalu, saat uji coba lawan Montenegro di Antalya. Kemudian dirinya dipanggil Terim masuk ke dalam pemusatan latihan Turki untuk Piala Eropa 2016 pekan lalu.

Saat Terim mengumumkan skuat resmi Turki yang akan berangkat ke Prancis, banyak fans yang tidak mengetahui siapa Mor. Debut profesionalnya di klub, dimulai Nordsjaelland, klub Denmark pada November 2015 sebelum pindah ke Dortmund pekan lalu.

Uniknya, Emre yang mendapatkan status kewarganegaraan Denmark pada September 2015, menerima rayuan Fatih Terim masuk skuat timnas senior Turki.

Sebelum Dortmund berhasil mendapatkan tanda tangannya. Juventus, Liverpool, dan Bayern Muenchen juga dilaporkan sempat meminati Emre. Namun, Emre lebih memilih pinangan klub Jerman tersebut.

Saat laga kontra Kroasia, FotMob mencatat, gelandang serang Turki ini berhasil melakukan 60% pass success, dan satu tembakan. Passing ball yang dilakukannya berjumlah 10 kali dengan 6 kali tepat sasaran. Emre juga melakukan dua kali dribbles.

Bisa dibilang, Emre merupakan produk jangka panjang Turki, nampaknya Turki tidak ingin lagi kehilangan pemain berbakatnya, seperti Mesut Ozil yang menjadi pilar utama Jerman.

Bahkan, pelatih Turki Fatih Terim yang juga mempromosikan kapten Turki saat ini, Arda Turan di Euro 2008, menyebut Emre Mor memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi seorang bintang Eropa. Benar saja, jika melihat penampilannya, ini tidak berlebihan.

Emre Mor memang tidak bermain di kualifikasi Euro 2016, karena sebelumnya masih berstatus pemain junior Denmark. Terim mengaku, dirinya memanggil Emre usai melihat aksinya lewat video yang ditunjukkan pelatih U-21 Turki.

“Setelah menonton aksi-aksinya lewat video saya mengatakan pada mereka, dia bukan seorang pemain yang biasa, dia seorang pemain yang luar biasa,” ujar mantan pelatih Ac Milan ini.

Bahkan, fans Turki sendiri tidak mengenal dengan nama pemuda tersebut. Baru setelah ia tampil, pendukung setia Turki menjadi jatuh hati.

“Saya pikir bahwa kami telah membuat keputusan yang bagus dengan memanggilnya. Saya menegaskan bahwa dia harus belajar banyak hal dan secara fisik dia telah berkembang. Dia memiliki kemampuan untuk menjadi pesepakbola yang spesial,” kata Terim.

Di Bundesliga, idola baru dari Turki ini, diharap mengikuti jejak karir rekan setimnasnya Hakan Calhanoglu, yang saat ini merupakan sosok playmaker untuk Bayern Leverkusen dan negaranya.

“Emre sangat spesial, dia seorang pemain yang sangat bertalenta,” kata Calhanoglu, yang juga menembus timnas senior Turki sebagai seorang remaja.

Dukungan dari pemain-pemain senior di Turki seperti Arda Turan, Burak Yilmaz dan pemain lainnya, akan membuat seorang Emre memiliki karakter hebat dalam mengolah si kulit bundar di lapangan hijau.

Apalagi, pertandingan Turki di Euro baru memainkan satu partai. Laga melawan Spanyol dan Rep. Ceko, jika diberi kesempatan, Emre akan mampu melewati satu, dua, hingga tiga pemain lawan. Karena inilah yang menarik dari laga Turki kontra Kroasia.

*Penulis adalah penikmat sepakbola dan pengarang buku Istanbul Warna Ibu Kota Dunia | Twitter dan Instagram: @ariful76

Related posts