Buntut pengusiran, wartawan boikot buka puasa dengan Ahok

Alumni FOBA Aceh kutuk pengundang Ahok di acara Maulid Nabi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (Kompas)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Wartawan yang bertugas di Balai Kota DKI Jakarta kompak tidak mau menghadiri acara buka puasa bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Padahal, Ahok sudah mengagendakan acara tersebut di rumah dinasnya di Taman Suropati 7, hari ini, Kamis (16/6).

Hingga azan Magrib berkumandang, tak satu pun wartawan yang berangkat ke sana. Saat salah satu ajudan Ahok mendatangi ruangan pers mencari tahu apakah wartawan akan hadir di acara tersebut, para wartawan menjawab dengan pasti tidak akan hadir pada acara tersebut.

Para wartawan di Balai Kota melakukan aksi boikot karena pernyataan Ahok kepada seorang wartawan media online arah.com tadi pagi. Ahok melarangnya masuk ke kantornya dan tidak boleh melakukan wawancara.

“Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda. Saya tegaskan itu, bolak-balik ngadu domba. Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi, enggak boleh wawancara,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta kepada reporter arah.com hari ini.

Ahok marah lantaran ditanya mengenai adanya keterkaitan suap reklamasi dengan aliran uang Rp30 miliar dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok, melalui Sunny Tanuwidjaja dan Cyrus Network.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menganggap bahwa isu aliran uang Rp30 miliar merupakan salah satu upaya untuk menyerangnya dan merusak citranya sebagai pejabat bersih.

Ahok menegaskan bahwa dirinya merupakan pejabat bersih dan konsisten menyerukan pemberantasan korupsi. “Kamu enggak pernah dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang (jadi gubernur). Konsisten saya teriakkan itu,” ujar Ahok.

Kemudian, wartawan itu bertanya, “Berarti tidak ada pejabat yang sehebat Bapak?”

Ahok menganggap pertanyaan itu sebagai tuduhan dan mau mengadu domba dirinya. Lantas, Ahok juga menanyakan nama media asal wartawan tersebut. “Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini (Balai Kota) lagi, tidak jelas kalau gitu.” [Tempo]

Related posts