Juni-Agustus, sebagian Aceh dilanda angin kencang

Ilustrasi - pohon tumbang akibat angin kencang. (Antara Foto)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Merujuk pada tren cuaca 30 tahun terakhir, sejumlah kabupaten/kota di Aceh selalu dilanda angin kencang pada bulan Juni, Juli hingga Agustus. Fenomena seperti itu biasanya terjadi di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Kota Sabang, bagian utara Aceh Jaya dan bagian utara Kabupaten Pidie.

“Untuk itu, nelayan dan pengendara maupun pejalan kaki di jalan raya ataupun petani dan pekebun yang sering mondok di gubuknya, perlu mengetahui dan menyadari kondisi yang membahayakan ini, agar tak sampai jatuh korban akibat angin kencang,” kata Nasrol Aidil, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blangbintang, Aceh Besar, menjawab Serambinews.com, Sabtu (25/6) siang.

Nasrol menjelaskan hal itu sehubungan dengan bertiupnya angin kencang di wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, hingga ke perairan Sabang menjelang pukul 13.00 WIB, Sabtu.

“Benar, angin itu tergolong kencang, kecepatannya mencapai 32 knot setara dengan 64 kilometer/jam,” kata Nasrol.

Angin sekuat itu, lanjut Nasrol, setidaknya mampu mematahkan dahan dan mungkin juga menumbangkan pohon yang tumbuh di tanah yang labil atau terlalu gembur.

Pantauan Serambinews.com, angin kencang yang bertiup sekitar 20 menit kemarin mampu menumbangkan sebatang pohon di depan Asrama Haji Banda Aceh dan di kawasan Alur Naga, serta satu tiang listrik yang terbuat dari beton di kawasan Krueng Raya, Aceh Besar.

Jatuhnya pohon dan tiang listrik itu ke badan jalan sempat memacetkan arus lalu lintas beberapa menit. Tapi setelah petugas menanganinya, arus lalu lintas kembali normal.

Selain itu, angin kencang juga menyebabkan sejumlah kawasan di Banda Aceh dan Aceh Besar padam listrik.

Deputi Manajer Hukum dan Humas Kantor Wilayah PLN Aceh, T Bahrul Khalid, menginformasikan, setidaknya 14 penyulang  mengalami padam listrik akibat angin kencang menjelang pukul 12.00 WIB kemarin, sbb:

Area BNA 
1. Indrapuri  (11:58-skrg)
2. Lhok Nga (12:11-skrg)
3. BRR (12:16-skrg)
4. Ulee Lheue (12:20-skrg)
5. Serambi (12:23-skrg)
6. Unsyiah (12:23-skrg)
7. Exp. Bandara (12:30-skrg)
8. Blang Bintang (12:30-skrg)
9. Cot Irie (12:25-skrg)
10. PDAM (12:22-skrg)
11. Krueng Raya (12:58-skrg)
12. Mibo 2 (12:58-skrg)
13. Lamteuba (12:50-skrg)
14. Saree (12:50 -skrg)

Menurut Nasrol Aidil, angin kencang yang melanda sebagian Aceh kemarin ikut dipengaruhi oleh kondisi suhu muka laut di Samudra India (bagian barat Sumatera) lebih panas dari Afrika Timur.

Akibatnya, terjadi perubahan massa udara dan uap air di bagian barat dan utara Sumatera. Ditambah lagi dengan kondisi La Nina di sebagian wilayah Asia Tenggara.

Secara klimatologis, terang Nasrol Aidil, pada bulan Juni-Agustus kondisi angin kencang, baik di level permukaan maupun udara atas (lintas aerologi) untuk tahun ini di sebagian Aceh kecepatannya rata-rata berkisar antara 32-40 knot/jam.

Jadi, belum tergolong badai, karena angin kencang baru digolongkan badai jika kecepatannya di atas 60 knot atau 120 km/jam.

Mengingat angin dengan kecepatan 32-40 knot/jam itu membahayakan bagi pelayaran, Nasrol Aidil mengimbau agar nelayan berhati-hati saat hendak melaut.

Mereka yang berada di jalan raya atau areal perkebunan pun perlu tetap waspada. Jangan sampai pohon yang tumbang akibat angin kencang menyebabkan jatuh korban jiwa atau cedera fisik karena tertimpa pohon. [Serambinews]

Related posts