Jurnalis Lhokseumawe gelar aksi damai

Aksi damai wartawan di Simpang Taman Riadah Simpang Empat Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Jumat (19/8). (Rajali)

Lhokseumawe (KANALACEH.COM) – Sejumlah wartawan yang bernaung dalam Persatuan Wartawan Aceh (PWA), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan organisasi lainnnya melakukan aksi damai mengecam penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI AU terhadap wartawan di Kota Medan di Simpang Taman Riadah Simpang Empat Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Jumat (19/8).

Pantauan Kanalaceh.com di lokasi, para wartawan membentangkan poster-poster yang mengutuk kekerasan terhadap jurnalis. Aksi ini mendapatkan pengawalan dari Polres Lhokseumawe.

Koordinator aksi, Rahmad YD menyatakan aksi kekerasan terhadap dua orang jurnalis yang dilakukan oleh oknum TNI AU di Medan merupakan salah satu praktek pelanggaran hukum.

“Jika masih mengedepankan cara-cara kekerasan dalam menyelesaiakan masalah, ini merupakan salah satu bukti TNI harus melakukan reformasi birokrasi secara total,” tuturnya.

Ia menyebutkan, profesi jurnalis dilindungi UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. “Di situ jelas disebutkan, dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum. Pasal 4 juga jelas menjamin kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara,” ujarnya.

Karena itu, kata Rahmad, pihaknya menuntut oknum TNI AU yang melakukan penganiayaan terhadap jurnalis di Medan harus diseret ke pengadilan militer dan dipecat dari kesatuan TNI AU.

“Kami minta agar instansi mana pun tidak menghalangi setiap jurnalis yang sedang melakukan tugasnya. Jangan sampai adanya praktik impunitas bagi oknum TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis,” kata Rahmad.

Setelah berorasi, para wartawan tersebut melakukan longmarch keliling taman Riyadah dengan membawa poster sambil bernyanyi. Aksi tersebut selesai pada pukul 10.30 WIB dan diakhiri dengan doa bersama.

Sebelumnya, dua wartawan mengalami tindak kekerasan oleh sejumlah anggota TNI AU. Mereka yang menjadi korban adalah Array Argus (Tribun Medan) dan Andri Safrin (MNC TV).

Keduanya mengalami tindak kekerasan saat meliput bentrokan antara warga kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia dengan Prajurit TNI AU yang mengakibatkan kedua jurnalis patah tulang dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. [Rajali Samidan]

Related posts