Aspikom Aceh dan LPPM Unimal gelar kajian Pilkada Aceh 2017

Lhokseumawe (KANALACEH.COM) – Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Aceh bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unimal menyelenggaran diskusi dan kajian mingguan perdana di Aula LPPM Unimal, Lhokseumawe, Sabtu (3/9).

Kegiatan yang melibatkan BEM FISIP Unimal dan Atjeh Analys Club (A2) ini bertemakan tentang Pilkada Aceh 2017 dalam Perspektif Masyarakat Pemilih, Penyelenggara/Pengawas, Akademisi dan Media.

Kajian dan diskusi tersebut menghadirkan KIP, Panwaslih, pengamat media, akademisi, ketua Aspikom, kalangan BEM FISIP Unimal dan Atjeh Analyst Club.

Perwakilan dari Panwaslih Kota Lhokseumawe, Dr. Nirzalin memaparkan tentang anatomi politik konstestan Pilkada Aceh 2017.

Kamaruddin Hasan sebagai Ketua Aspikom Aceh, memaparkan tentang momentum penting Aceh dalam Pilkada 2017. Selain itu juga menjelaskan tentang pentingnya pemahaman komunikasi politik secara baik, untuk menghindari konflik-konflik dalam pemilu.

“Dalam konteks kedaerahan, provinsi Aceh, selama kurun waktu 35 tahun lebih sejak tahun 1976 hingga sekarang, Aceh senantiasa menjadi daerah yang rawan dilanda konflik termasuk konflik sosial budaya, ekonomi dan komunikasi politik,” kata Kamaruddin.

“Akibat konflik tersebut menjadikan Aceh daerah yang kurang mampu mengembangkan dirinya, baik dalam segi politik, pembangunan, partisipasi masyarakat, kesejahteraan, perekonomian, sosial budaya dan pendidikan,” tambahnya.

Lanjutnya, sehingga masyarakat Aceh menjadi terkucil, saluran komunikasi tersumbat, senantiasa dalam ketakutan dan kekhawatiran.

“Memang mesti diakui, dalam proses komunikasi politik misalnya sudah menjadi kebiasaan bahwa tensi politik, sosial, ekonomi di wilayah bekas konflik seperti Aceh ini, selalu memanas sampai-sampai terjadi pembunuhan seiring dengan munculnya rivalitas antara berbagai kekuatan politik, sosial dan ekonomi yang bertarung di Aceh,” ujarnya.

Pengamat Politik Alfian pada acara yang sama juga memaparkan Pilkada di Aceh membentuk segitiga pertarungan (Jokowi, Prabowo dan SBY).

Saat ini, sambungnya, Muzakir Manaf (Mualem) memiliki beberapa bupati/walikota pasca pemilu. Dalam petaan politik untuk sementara, timses Mualem lebih mudah bekerja dibanding Tarmizi Karim dan Irwandi yang sama-sama diusung partai.

Sementara pengamat ekonomi Aceh, Dr. Rusdi Abubakar menyampaikan tentang pengalaman dari dahulu sejak Aceh dipimpin mantan Gubernur, Alm Ibrahim Hasan, Aceh tak bisa mengandalkan migas.

Di tempat yang sama, Ketua AJI Lhokseumawe, Masriadi Sambo lebih menyoroti perspektif media, media sudah menjadi multiplatform, konvergensi media, yang berdampak pada pencitraan.

Masriadi juga menambahkan, untuk pengamat media kompetensi jurnalis masih sangat kurang. “Misalnya, Abdullah Puteh menang di MK, semua kalangan jadi panik. Jurnalis kita masih pada level hardnews,” imbuhnya. [Aidil/rel]

Related posts