Investor pasar modal di Aceh capai 4.000 orang

Workshop wartawan yang diselenggarakan OJK Aceh di Hotel The Pade, Banda Aceh, Senin (5/9). (Kanal Aceh/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Bursa Efek Indonesia (BEI) Aceh menyebutkan, sampai saat ini investor saham di Aceh sudah mencapai sekira 4.000 orang yang tersebar di beberapa daerah di Aceh dengan jumlah transaksi hingga bulan Juni sekitar Rp600 miliar.

Kepala BEI Aceh, Thasrif Murhadi mengatakan, jumlah itu masih sedikit. Namun ia juga meyakini jumlah itu akan terus meningkat dengan kesadaran masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal.

“Jumlah penduduk Aceh saat ini sekitar hampir 5 juta orang. Tapi investor saham itu baru hampir 4 ribu orang, namun Jumlah transaksi sampai Juni 2016 sekitar Rp600 miliar,” sebutnya dalam workshop yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di The Pade Hotel, Banda Aceh, Senin (5/9).

Ia melanjutkan, investor saham di Aceh masih didominasi oleh warga Kota Banda Aceh mencapai 1.500 orang dan disusul Aceh Besar. Jumlah tersebut juga didominasi oleh kaum muda yang mempunyai jiwa kewirausahaan (enterpreneur).

Menurutnya, jumlah transaksi pasar modal di Aceh meningkat dibandingkan tahun lalu yaitu mencapai dua kali lipat. Hingga pertengahan 2016, jumlah transaksi sudah mencapai lebih dari setengah triliun.

“Target kita tahun ini ada 4.180 investor saham di pasar modal dan untuk angka transaksinya, kita targetkan dua kali lipat,” kata Thasrif.

Untuk melayani masyarakat yang ingin berinvestasi saham di pasar modal, saat ini ada lima galeri investasi di Aceh. Lokasinya berada di Unsyiah Banda Aceh, Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Banda Aceh, Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, dan Almuslim Bireuen.

Sementara, untuk saat ini sudah ada empat sekuritas yang ada di Aceh, yaitu BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, MNC Sekuritas dan Mega Capital.

Untuk ke depannya, tambah Thasrif, pihaknya akan membuka galeri investasi di wilayah tengah dan barat Aceh. “Kita akan buka di sana, agar masyarakat lebih mudah untuk mengakses soal investasi di pasar modal,” ujarnya.

Ditanya mengenai investasi bodong yang sempat marak, kepala Departemen pengawasan pasar modal OJK, Gonthor R Aziz mengatakan, masyarakat harus mengerti mengenai pendirian investasi tersebut.

Salah satunya dengan meminta Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) kepada pemilik perusahaan investasi dan kerja samanya dengan bank.

Namun, ia juga mengimbau agar masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal harus lebih hati-hati dengan perusahaan investasi yang menawarkan keuntungan menggiurkan.

“Apabila ada perusahaan yang bergerak di pasar modal yang mencurigakan, segera laporkan ke OJK,” tegasnya. [Randi]

Related posts