Politikus diminta tidak menakut-nakuti masyarakat

Ilustrasi pilkada. (Merdeka)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Menjelang pilkada serentak pada 2017, politikus dan timses dinilai tidak bijak jika mengeluarkan pernyataan yang meresahkan atau membodohi masyarakat.

Demikian juga kader partai baik partai politik lokal, partai politik nasional dan calon perseorangan haram melakukan ancaman secara fisik dan verbal kepada masyarakat.

Hal tersebut disampaikan juru bicara Komunitas Aceh Perantauan di Sigom Donja (ADO), Muazzinah Yacob. Ia menambahkan, intimidasi atau pernyataan-pernyataan “peuyoe” (menakut-nakuti) masyarakat sudah mulai dimainkan oleh aktor-aktor politik di Aceh.

“Teror fisik dan nonfisik seperti contoh pernyataan jika calon gubernur yang diusung kalah maka Aceh kembali konflik (tidak akan damai) adalah pernyataan yang membodohi rakyat Aceh sekaligus melecehkan wibawa Indonesia yang dianggap tidak bisa mewujudkan Perdamaian di Aceh,” kata Muazzinah Yacob dalam siaran pers yang diterima Kanalaceh.com, Rabu (7/9).

Akademisi UIN Ar-Raniry itu menambahkan, konflik sering bermula dari komentar-komentar yang diucapkan secara terbuka dan hal tersebut tidak bisa dibiarkan. Segala yang berbau kekerasan mesti dicegah bersama demi terwujudnya politik damai di Aceh.

“Biarlah masyarakat Aceh menjadi makhluk merdeka dalam pesta demokrasi ini. Bebas menentukan pilihan dan bebas memilih tanpa trauma atas wujud intimidasi yang secara tidak langsung ini,” ujarnya.

Ia berharap masyarakat sebagai pemegang kedaulatan agar tak takut untuk bisa memilih siapapun calon pemimpin Aceh ke depan sesuai dengan hati nuraninya masing-masing.

“Mari wujudkan pilkada damai di Aceh tanpa harus “peuyoe” masyarakat,” kata Muazzinah Yacob. [Sammy/rel]

Related posts