Mantan PM Portugal akan jadi Sekjen PBB

Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Guterres. (AFP)

New York (KANALACEH.COM) – Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Guterres hampir pasti akan menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa menggantikan Ban Ki-moon.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan Guterres adalah “tokoh favorit” dari semua kandidat. Pemungutan suara akan dilakukan di Dewan Keamanan PBB pada Kamis (6/10) untuk mengonfirmasi pilihan.

Jika Guterres terpilih, maka dirinya akan menggantikan Ban tahun depan.

Siapakah Dia?

Memimpin Agensi Pengungsian PBB (UNHCR) selama 10 tahun terakhir, Guterres pertama kali memasuki dunia politik pada 1976. Ketika itu, ia terlibat dalam pemilihan umum demokratis pertama di Portugal sejak terjadinya “Revolusi Carnation” yang mengakhiri lima dekade masa kediktatoran.

Karier politiknya terus melonjak dan pernah menjadi ketua Partai Sosialis pada 1992. Tiga tahun setelahnya, pria 66 tahun itu terpilih sebagai PM Portugal.

Sebagai kepala UNHCR dari 2005 hingga 2015, Guterres berjuang keras melewati krisis keimigrasian terburuk sepanjang masa, termasuk yang terjadi di Suriah, Afghanistan dan Irak.

Selama krisis, Guterres berulang kali meminta negara-negara Barat untuk berbuat lebih kepada para pengungsi yang melarikan diri dari zona konflik.

Anibal Cavaco Silva, mantan Presiden Portugal, pernah berkata bahwa Guterres telah “meninggalkan warisan” di UNHCR, dan dirinya merupakan sosok yang dihormati di seluruh dunia.

Bagaimana Tanggapan Para Anggota DK PBB?

Churkin yang juga menjabat sebagai kepala DK PBB mengatakan semua kandidat pengganti Ban “bijaksana, pengertian dan peduli terhadap beragam masalah dunia.”

“Namun kami memiliki favorit, dan dia adalah Antonio Guterres,” tegas Churkin.

Terdapat kekecewaan di sejumlah kalangan yang menginginkan wanita menjadi Sekjen PBB, atau seseorang dari Eropa Timur — yang selama ini belum pernah merasakan jabatan itu.

Menurut Dubes AS untuk PBB Samantha Power, proses pemilihan Sekjen PBB yang baru berlangsung tanpa adanya kontroversi berarti.

“Pada akhirnya, hanya ada satu kandidat yang memiliki pengalaman, visi dan fleksibilitas di banyak sektor,” ujar Power. “Kami bersatu untuk seorang individu yang memukau kami sepanjang proses,” tambah dia.

Matthew Rycroft yang mewakili Inggris di PBB mengatakan Guterres “akan membawa PBB ke level selanjutnya dalam hal kepemimpinan” dan akan menjadi “otoritas moral di sana (negara-negara) dunia terpecah dalam menghadapi beragam isu.”

Siapa Kandidat Lainnya?

PBB belum pernah memilih wanita sebagai pemimpinnya. Dari 13 kandidat tahun ini, terdapat beberapa wanita:

1. Irina Bokova, 63 – politikus Bulgaria dan Direktur Jenderal UNESCO.

2. Helen Clark, 66 – mantan PM Selandia Baru (1999-2008) dan saat ini menjabat kepala agensi pengembangan PBB.

3. Natalia Gherman, 47 – politikus Moldova yang pernah menjadi wakil PM dan menteri integrasi Eropa periode 2013-2016.

4. Vesna Pusic, 62 – Kepala Partai Liberal Kroasia. Pernah menjadi wakil PM dan menteri luar negeri hingga Januari tahun ini.

5. Kristalina Georgieva, 63 – Komisioner Eropa untuk pendanaan dan sumber daya manusia. [Metrotvnews]

Related posts