Krakatau Steel minta harga gas turun hingga 5 Dolar

Krakatau steel.

Jakarta (KANALACEH.COM) – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berharap harga gas untuk industri bisa turun ke harga US$ 5 per million metric British thermal unit (MMBTU). Penurunan harga ini guna meningkatkan efisiensi perusahaan.

“Kalau harga gas bisa turun ke level segitu, maka akan ada efisiensi biaya produksi sebesar US$ 12.8 per ton,” ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar dalam Konferensi Pers Kinerja Perseroan Triwulan 3 di kantor pusat PT Krakatau Steel, Jakarta, Senin (31/10).

Sukandar mengatakan jika harga bisa turun lagi menjadi US$ 3 per MMBTU, tiga pabrik hulu PT Krakatau Steel yang saat ini tutup akan bisa beroperasi lagi seluruhnya.

Sukandar mengungkapkan, PT Krakatau Steel saat ini membeli gas alam seharga US$ 7,4 per MMBTU ke Pertamina dan US$ 9,5 per MMBTU ke Perusahaan Gas Negara. “Kita harus membayar gas alam lebih mahal dibandingkan dengan harga di negara lain,” katanya.

Biaya energi dan reduktor yang harus dikeluarkan, ungkap Sukandar, juga terpaut jauh dibandingkan dengan negara lain. PT Krakatau Steel menghabiskan biaya mencapai US$ 219 per ton. “India saja hanya US$ 138 per ton, Cina hanya US$ 121 per ton,” katanya.

Sukandar mengakui penurunan harga gas, yang dicanangkan pemerintah, akan diikuti pengurangan penerimaan negara dari pajak. Pengurangan terjadi karena harga gas saat ini sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Pemerintah harus melihat ada multiplier effect yang akan muncul seandainya harga gas bisa ditekan,” kata Sukandar.

Sukandar enggan menyebutkan berapa pertumbuhan produksi baja yang akan dihasilkan seandainya harga gas bisa turun di angka US$ 5 per MMBTU. Menurut dia, penelitian soal itu sudah ada di Kementerian Perindustrian. “Namun para pakar sudah menyebutkan bahwa jika Indonesia tidak segera memiliki industri baja yang kuat, maka beberapa tahun ke depan Indonesia bisa kalah bersaing,” kata Sukandar. [Tempo]

Related posts