4 raksasa minyak dunia minati sumber migas baru di Aceh

Ilustrasi perusahaan minyak. (merdeka)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Empat ‘raksasa’ minyak dan gas (migas) dunia menyatakan minatnya untuk menyurvei sumber migas baru di seputaran lepas pantai Aceh. Keempat perusahaan besar itu adalah Mubadala (Abu Dhabi), Primier Oil (Inggris), dan Kris Energy (Singapore). Tiga perusahaan ini bergabung dalam satu konsorsium.

Sedangkan satu perusahan besar lainnya berdiri sendiri, yakni Total Indonesia (Prancis). “Mereka sudah positif berminat dan secara sukarela melakukan kerja besar ini untuk Aceh atas biaya dan risiko mereka sendiri,” kata Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Marzuki Daham di Banda Aceh, Minggu (6/11).

Konsorsium itu, menurut Marzuki, akan melakukan survei di seputaran lepas pantai (offshore) Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya, dan Kabupaten Pidie. Sedangkan Total Indonesia akan melakukan pendataan di seputaran lepas pantai Simeulue, Aceh Barat, sampai ke Aceh Selatan.

Kesediaan perusahaan-perusahaan raksasa itu menyurvei dengan biaya dan risiko sendiri telah mereka sampaikan ketika bertemu resmi dengan Kepala BPMA dan Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pekan lalu di Jakarta.

‘Raja-raja’ migas itu telah mempelajari data mining yang ada di Aceh. “Meskipun data itu belum menyimpulkan apa-apa, tapi mereka nekat menyatakan minatnya. Ini benar-benar merupakan rahmat Allah, maka rakyat Aceh wajib bersyukur. Apalagi, untuk akuisisi data berikut eksplorasi awal–agar didapat kepastian cadangan migasnya–yang akan menelan dana ratusan juta dolar Amerika, kita sendiri tak punya kemampuan untuk itu,” ujar Marzuki.

Menurutnya, sekarang ini sedang dilakukan persiapan awal, baik menyangkut nonteknis, maupun yang bersifat teknis. Diperkirakan, dalam waktu dua sampai tiga bulan mendatang persiapan awal itu akan selesai.

“Setelah itu, barulah dilakukan penandatanganan kontrak kerjanya. Itu artinya, langkah eksplorasi sudah dimulai. Kita menunggu hasilnya sekitar tiga tahun. Setelah itu, baru kita ketahui dengan pasti. Misalnya, apakah benar perairan Simeulue memiliki sumber migas terbesar di dunia?” ujar Marzuki.

Dalam kaitan itu ia menyerukan warga Aceh untuk berdoa kepada Allah agar provinsi istimewa ini diberi rahmat sebagai “Arab Saudi kedua” yang memiliki cadangan migas paling besar, melebihi Kuwait.

Marzuki mengimbau agar semua pihak memberi suasana yang nyaman dan kondusif bagi orang-orang asing yang bekerja di laut lepas nantinya dalam rangka survei potensi migas tersebut.

“Jangan dipersulit atau dipalaki dan macam-macam. Kalau investor ini sampai lari, kita kehilangan harapan. Kita harus ikhlas, kerja kita hari ini adalah untuk anak cucu kita dan masa depan Aceh yang gemilang,” ujarnya. [Serambi]

Related posts