Shalat Tahajud selamatkan Nasai dari gempa, namun kehilangan istri dan 3 anak

Meureudu (KANALACEH.COM) – Nasai Cut Raja merasa bahwa Shalat Tahajud telah membuat dirinya selamat dari musibah gempa berkekuatan 6,5 skala richter yang merobohkan tokonya di pasar Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (7/12) lalu.

“Alhamdulillah, mungkin Allah SWT masih memberi panjang umur kepada saya, karena usai shalat malam, saya tidak tidur lagi, sehingga pada saat gempa kuat sempat lari keluar rumah,” katanya di Meureudu, Sabtu (10/12).

Ia menceritakan, pada saat itu dirinya bangun pukul 04.30 WIB, kemudian Shalat Tahajud seperti biasa 11 rakaat bersama witir, sementara istri dan anak-anaknya masih tidur.

Pada saat itu, istri Nasai bernama Khatijah bersama anaknya yang bungsu M Sidik berumur setahun tidur di kamar lantai satu, sedangkan dua anaknya yang lain Maulida (24) dan Nia Sain (10) tidur dilantai dua.

Usai shalat, lanjut dia, dirinya tidak tidur lagi dan berdoa dan zikir sambil menunggu azan Shalat Subuh.

Ia menyatakan, sebelum gempa kuat, sebenarnya ada gempa kecil, sehingga dia tidak tidur lagi.

Tidak lama kemudian, cerita Nasai, menjelang azan sekitar pukul 05.00 WIB terjadi gempa kuat dan disertai dengan robohnya bangunan.

“Di saat itulah dengan reflek, saya langsung ke luar rumah, sehingga terhindar dari reruntuhan toko,” katanya.

Sementara, anak-anak dan istrinya tidak sempat menyelematkan diri, sehingga tertimbun reruntuhan bangunan toko.

Dalam kegelapan, Nasai langsung mencari istri dan anak-anaknya. Istri dan bersama sibungsu ternyata tidak bisa terlihat lagi karena tertimbun bangunan.

Kemudian Nasai naik ke lantai dua dan dia menjumpai anaknya, namun sudah tidak bernyawa lagi. Ia berusaha untuk mengeluarkan anaknya, namun tidak bisa, karena terhalang tembok dan puing bangunan.

Setelah dibantu relawan, kedua anaknya bisa dievakuasi. Sementara istri dan sibungsu baru bisa dievakuasi pada sore harinya dengan menggunakan alat berat.

Kemudian, pada sore hari itu keempat jenazah dikebumikan di Gampong Paru Cut, Kabupaten Pidie Jaya.

Kini Nasai hanya tinggal bersama anaknya yang ketiga Maghfirah yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Lhokseumawe.

Pada saat kejadian, Mahgfirah berada di Lhokseumawe, dan pagi itu ditelepon kakaknya untuk segera pulang ke Meureudu.

“Saya terkejut juga, karena kakak tidak bilang apa-apa ketika menelepon,” katanya.

Ia akan tetap kuliah dan setelah selesai nanti akan membantu ayahnya.

“Kami berharap kepada pemerintah agar bisa membantu pembangunan toko lagi, karena toko itu yang juga sebagai tempat tinggal,” kata Nasai yang sehari hari berjualan kain dan juga menjahit. [Antara]

Related posts