Ini penyebab banjir di sejumlah Daerah menurut Menteri PU

BPBA: 4 kabupaten/kota di Aceh terdampak hujan lebat
Ilustrasi.

Malang (KANALACEH.COM) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPU Pera) RI Basoeki Hadimoeljono menegaskan pentingnya menjaga kelestarian kawasan tangkapan air.

Menurutnya, banjir bandang yang akhir-akhir ini banyak melanda sejumlah daerah disebabkan oleh rusaknya kawasan konservasi tangkapan air.

“Saya hanya mengingatkan bahwa banjir Bima (Nusa Tenggara Barat), banjir Garut (Jawa Barat), banjir Pati (Jawa Tengah), itu semua karena arboretumnya rusak,” katanya saat mengunjungi kawasan tangkapan air DAS Brantas di Arboretum, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (6/1).

Bahkan, kata Basoeki, banjir di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Kecamatan Purwosari yang sempat memutus jalan utama Surabaya – Malang pada Kamis (5/1) disebabkan rusaknya hutan yang menjadi kawasan tangkapan air.

“Sumber utama banjir bandang, tadi malam ada banjir di Purwosari (Kabupaten Pasuruan) itu karena lahan-lahan yang sudah gundul. Jadi kita harus menghidupkan lagi. Saya sangat bersyukur di DAS Brantas ada komunitas-komunitas pecinta sungai. Tidak hanya faunanya saja, tapi kita juga ingin memberikan kepedulian kepada masyarakat yang menjaga kawasan tangkapan air dan juga DAS Brantas ini,” paparnya.

Basoeki menyatakan, kawasan tangkapan air yang sudah rusak harus segera dipulihkan.

“Intinya menjaga kawasan konservasi is a must,” tegasnya.

Data yang ada di Kementeria PU, total daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia yang sudah rusak dan kritis sebanyak 22 titik. Sebagian besar berada di Pulau Jawa.

“22 DAS yang sudah kritis di Indonesia. Di Jawa sudah kritis semua,” ungkapnya.

Untuk memulihkan kawasan tangkapan air yang rusak, Basoeki menyebut sudah berkerja sama dengan berbagai pihak. Terutama yang berkaitan dengan penanaman pohon dan pelestarian lingkungan.

Selain itu, ia mengaku sudah membangun berbagai cek dam untuk mencegah bencana banjir itu terjadi. [Kompas]

Related posts