Massa aksi 212 jilid dua datang ke DPR pukul 08.00 WIB

Massa aksi 212 jilid dua datang ke DPR pukul 08.00 WIB
Ilustrasi. Aksi 212 di Monas pada 2 Desember 2016. (Antara)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al Khathath yang juga penanggung jawab aksi 212 mengatakan, massa akan mendatangi Gedung DPR/MPR mulai pukul 08.00 WIB, Selasa (21/2).

Tujuan dari unjuk rasa tersebut menuntut DPR agar mendesak Menteri Dalam Negeri menonaktifkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kini berstatus terdakwa.

Tuntutan berikutnya yaitu mendesak pengadilan menginstruksikan untuk menahan Ahok karena dinilai tak bisa menjaga perkataan sepanjang persidangan.

Hal itu, kata Khathath, terlihat saat Ahok dinilai mengancam Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin ketika dihadirkan sebagai saksi ahli dalam kasus dugaan penistaan agama.

“Pagi, kami jam 8, kami harap massa sudah berkumpul di depan Gedung MPR/DPR. Dan kami mulai pemanasan, mungkin dengan zikir dan baca Al Quran, serta tausiah sambil mengantarkan delegasi masuk ke dalam,” ucap Khathath di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/2).

Ia mengatakan, sekitar 100.000 orang akan menuju Gedung DPR dari tempat menginap masing-masing seusai shalat subuh.

Nantinya, kedatangan demonstran akan diterima oleh pimpinan Komisi III DPR. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat menerima perwakilan pihak yang akan berdemonstrasi hari ini ruang Rapat Pimpinan DPR.

“Karena aspirasi yang disampaikan para pendemo besok (red, hari ini) terkait dengan aspek hukum, maka yang menerima mereka ialah pimpinan Komisi III,” ujar Fadli.

Selain itu, Khathath memastikan bahwa demonstrasi akan berlangsung damai. Sebab, kedatangan mereka ke DPR hanya untuk menyampaikan aspirasi selaku warga negara Indonesia yang memiliki kebebasan berpendapat.

“Kami jamin aksi akan berlangsung damai, seperti kata Kapolri, kami berhasil melakukan aksi dengan damai pada 2 Desember. Bahkan Kapolri sampai bilang tak ada satu ranting pohon pun yang patah,” lanjut Khathath. [Kompas]

Related posts