Pertama di Aceh, pacuan kuda di pinggir pantai

Pertama di Aceh, pacuan kuda di pinggir pantai
Pagelaran pacuan kuda yang ditunggangi joki cilik di pinggir Pantai Lampuuk, Aceh Besar, Minggu (7/5) dalam rangka memeriahkan acara PENAS KTNA XV. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pacuan kuda di bibir pantai Lampuuk menjadi tontonan warga Kota Banda Aceh dan peserta Penas KTNA. Pasalnya, pacuan kuda diselenggarakan di pinggir pantai ini menjadi yang pertama di Aceh.

Joki tanpa pelana yang dihadirkan dari tiga kabupaten yaitu, Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues itu tampak piawai melarikan kuda yang ditungganginya.

Apalagi jokinya ditunggangi oleh anak-anak. Even dalam rangka memeriahkan Penas KTNA itu menghadirkan 18 kuda dan enam orang joki. Setiap kabupaten menyediakan masing-masing dua joki.

Ketua panitia, Asri Abadi menjelaskan, kuda yang dilombakan dibagi dalam dua kategori yaitu kuda muda dan tua dengan jarak tempuh berbeda. Untuk kuda muda berjarak 800 m dan tua berjarak 1.200 m.

“Para joki menunggangi kuda secara bergantian menurut race yang di panggil,” katanya di Pantai Lampuuk, Minggu (7/5).

Pergelaran pacuan kuda ini berlangsung selama tiga hari, babak penyisihan, semi final dan final. “Penyisihan enam ronde, semi final empat ronde dan final dua ronde.” ujarnya.

Asri mengatakan, pacuan kuda ini juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat, bahwa ada kuda lokal atau asli dataran tinggi Gayo. Katanya, pacuan kuda di atas pantai ini tidak ada kendala walaupun biasanya memacu kuda diarena yang tanahnya keras dan melingkar.

“Tetapi ini karena di pantai hanya lari lurus saja, sehingga jika ada ombak kuda sedikit takut tapi tidak ada kendala. Ini juga agar masyarakat bisa melihat pacuan kuda tradisional,” ungkapnya.

Ia berharap agar Pemerintah Aceh terus menggalakkan pacuan kuda ini tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga ke mata Internasional, untuk memperkenalkan dan melestariakan pacuan kuda tradisional ini.

Salah seorang joki cilik, Reza mengaku agak kewalahan dalam menunggangi kudanya. Sebab, ia juga baru pertama kali berpacu di lintasan di pinggir pantai. Biasanya kata dia, ia menunggangi di arena balap pacuan kuda.

Menurutnya, kuda sensitif dengan suara ombak, sehingga kuda sering terkejut ketika mendengar suara ombak.

“Kadang susah dikendalikan karena kuda agak takut dengan suara ombak,” kata Reza yang masih duduk dibangku kelas enam SD ini. [Randi]

Related posts