Buka pameran batu nisan, Sekda: Aceh dan Islam tak dapat dipisahkan

Buka pameran batu nisan, Sekda: Aceh dan Islam tak dapat dipisahkan
(ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sekretaris Daerah Aceh Dermawan membuka pemeran temporer “Mengenal Batu Nisan Aceh Sebagai Warisan Budaya Islam Asia Tenggara”, Selasa (9/5).

Acara yang digelar di komplek Meseum Aceh ini turut dihadiri Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, serta sejumlah tamu lainnya.

Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan Dermawan menyebutkan, pameran ini digelar agar masyarakat dapat lebih mengenal sejarah dan perkembangan Islam serta pengaruhnya dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh.

“Aceh dan Islam adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Ketika kita bicara Aceh pasti tidak terlepas dari perkembangan Islam,” ujar Dermawan.

Hal itu, lanjut Dermawan, tidak terlepas dari keberadaan Aceh sebagai pintu gerbang masuknya Islam di Nusantara dan Asia Tenggara.

“Karena itu pula jejak Islam dalam berbagai hal tersebar di Aceh,” ujarnya.

Dermawan menjelaskan, salah satu jejak Islam yang sangat kaya warna di Aceh adalah batu nisan yang terdapat di makam-makam tua di berbagai daerah di Aceh.

Warna-warni batu nisan itu tidak hanya menggambarkan betapa eratnya kaitan budaya Aceh dengan Islam tetapi juga menggambarkan keindahan seni batu yang sangat menakjubkan.

Ada ribuan batu nisan Aceh bernuansa Islam yang terdapat di makam-makam tua, termasuk di makam Sultan Malikul Saleh yang diperkirakan ada sejak abad ke 12.

“Yang menarik, seni batu nisan ini tidak hanya berkembang di Aceh. Tetapi juga ditemukan di sejumlah makam tua di Malaysia, Brunei dan Selatan Thailand,” katanya.

Kalangan arkeolog berkeyakinan, batu nisan di negara-negara itu dipengaruhi oleh perkembangan Islam yang dibawa dari Aceh.

Setelah pembacaan sambutan, acara dilanjutkan dengan peninjauan ruang pameran, tempat batu-batu nisan dipajang. Peninjauan itu dipimpin Wali Naggroe Aceh Malik Mahmud bersama Sekda Aceh Dermawan dan diikuti sejumlah tamu lainnya.

Pameran ini digelar oleh Museum Aceh Bekerjasama dengan Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumut-Aceh.

Pameran yang akan berlangsung hingga 16 Mei 2017 ini juga digelar untuk memeriahkan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan ke 15 yang dipusatkan di Stadiun Lhoong Raya, Banda Aceh. [Aidil/rel]

Related posts