PLN semakin menjadi-jadi, Irwandi diminta atasi persoalan listrik di Aceh

PLN semakin menjadi-jadi, Irwandi diminta atasi persoalan listrik di Aceh
Ilustrasi pemadaman listrik.

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Memasuki awal Ramadhan, warga kembali dihadapkan dengan persoalan listrik. Dimana PLN kembali melakukan pemadaman secara bergilir di sejumlah wilayah.

Untuk itu Gubernur Aceh terpilih, Irwandi Yusuf harus cepat mengambil sikap ketika sudah dilantik nantinya.

Kepala Ombudsman RI perwakilan Aceh, Taqwaddin mengatakan, masyarakat Aceh sudah sangat kesal dengan kinerja PLN di Aceh yang dinilai kualitas pelayanannya makin buruk.

Menurutnya janji PLN yang tidak akan memadamkan listrik di bulan Ramadhan tidak bisa ditepati.

Apalagi, kata dia, mesin yang dipasang di Nagan Raya kualitasnya cukup rendah. “Sudah terbukti mesin pembangkit listrik di Nagan Raya tak bisa diandalkan untuk menerangi Aceh,” katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Minggu (28/5).

Oleh karena itu, Taqwaddin meminta Gubernur terpilih dapat segera mengupayakan pembenahan listrik Aceh. Ia berpendapat, Irwandi mampu dan pasti memiliki solusi yang tepat untuk membereskan persoalan listrik ini.

Menurut Taqwaddin, bisa saja mendatangkan kapal listrik Jerman, hal ini merupakan langkah taktis sembari membangun pembangkit listrik dengan sumberdaya Geothermal. Intinya, kata dia, masyarakat tetap bisa menikmati listrik.

“Pemerintah kedepan segera melakukan upaya isolasi dengan membangun pembangkit per Kabupaten menggunakan APBA yang kemudian arusnya dijual untuk PLN,” katanya.

Salah seorang warga Lamprit, Syahrul mengatakan, pihak PLN seharusnya tidak memadamkan listrik dimana ummat Islam sedang melakukan berbuka puasa. Hal ini, kata dia semakin memperburuk citra masyarakat kepada pelayanan PLN.

“Kita kan harus pertanyakan juga kenapa disaat berbuka puasa dipadamkan. PLN harus beri penjelasan yang kongkrit,” katanya saat dimintai tanggapannya.

Sementara itu, GM PLN Aceh melalui Deputi Manager Hukum dan Humas, T Bahrul Halid menyebutkan pemadaman listrik diakibatkan terjadinya penurunan frekuensi yang berimbas pada pecahnya membran turbin PLTU Nagan II. Sehingga suplay listrik di Aceh hilang.

“Dengan hilangnya suplay dari PLTU Nagan Raya maka listrik Aceh mengalami drop tegangan di sisi transmisi,” kata Bahrul.

Untuk menaikkan tegangan tersebut, kata Bahrul dengan sangat terpaksa dilakukan pemadaman beberapa daerah di Aceh Banda Aceh, Sigli, Meulaboh dan Nagan Raya.

“Kami harapkan pada masa kritis ini masyarakat diminta untuk menggunakan listrik secara bijak dan hemat agar dapat mengurangi jumlah pemadaman,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan saat ini tim teknis sedang dalam tahap pergantian material yang pecah dan diusahakan akan kembali sinkron dengan sistem Aceh secepatnya.

“Kami harapkan bisa cepat selesai dan semoga tidak terjadi kendala apapun,” kata Bahrul.

Pemadaman listrik itu dilakukan secara bergilir selama tiga jam, antara pukul 18:00 WIB – 21:00 WIB dan 21:00 – 24:00 WIB. Pemadaman itu juga menuai kritikan dari masyarakat yang terdampak. [Randi]

Related posts