Kondisinya belum stabil, tim dokter tunda operasi bocah kebocoran jantung di RSUZA

Kondisinya belum stabil, tim dokter tunda operasi bocah kebocoran jantung di RSUZA
Bocah penderita bocor jantung sejak lahir, Fajar Maulana terkulai lemas di RSUZA, Minggu (4/6). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Tim dokter di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, belum melakukan langkah pembedahan terhadap salah satu bocah penderita kebocoran jantung asal Kabupaten Nagan Raya, Fajar Mulana (4).

Pasalnya, kondisinya saat ini masih belum optimal. Wakil Direktur Pelayanan RSUZA, dr Azharuddin mengatakan, Fajar mengalami sejumlah masalah di tubuhnya selain penyakit bocor jantung. Setidaknya Fajar memiliki catatan buruk, seperti kekurangan gizi akut serta infeksi di saluran otak.

“Fajar datang dalam kondisi parah karena gizi buruk. Satu hari lalu kejang. Dicurigai kejang karena ada infeksi di saluran otak,” kata Azharuddin dijumpai diruangannya, Senin (5/6).

Baca: Bocah penderita kebocoran jantung di rawat di RSUZA

Tim dokter menyebut, kata Azharuddin, kondisi Fajar tidak memungkinkan untuk segera menjalani tindakan bedah sebelum ia dalam kondisi optimal. Sementara dokter terus memberikan perawatan setiap kebutuhan Fajar.

“Penanganan pasien ada ABC, yang dibutuhkan sudah dilakukan, untuk sekarang supaya infeksi bisa tertangani dulu. Agar Kejang-kejang jangan terulang lagi,” ujarnya.

Ia membenarkan biaya pengobatan Fajar telah ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Kata dia, bila ada pihak yang ingin memberikan bantuan, sebaiknya membantu keluarga yang mendampingi selama di rumah sakit. Sementara bocah malang itu ditangani oleh tim beberapa tim dokter yang telah siaga.

Sebelumnya, Bocah yang berasal dari Gampong Masjid, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya dirawat di rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh Sejak Sabtu (3/6).

Ia dirujuk ke RSUZA dari RSUD Nagan Raya ditemani kakaknya, Reny Wahyuni. Reny mengatakan, setelah menjalani beberapa hari di RSUD Nagan Raya, pihak keluarga langsung membawa adiknya ke Banda Aceh.

Dikatakannya, penyakit yang diderita adik bungsunya itu sudah semenjak lahir (bawaan lahir) namun hal itu baru diketahui keluarga ketika Fajar berumur dua tahun. “Jika capek seluruh badan adik membiru, baru kita ketahui jika adik pada saat dibawa ke RSUZA beberapa bulan lalu,” ujarnya. [Randi]

Related posts