Siapa ‘bos besar’ mega proyek MRB?

Zaini Abdullah resmikan 12 payung elektrik di Masjid Raya Baiturrahman
Payung elektrik di halaman Masjid Raya Baiturrahman yang telah diresmikan, Senin (13/2). (Kanal Aceh/Fahzian)

Oleh: Mahyuddin Usman

MASJID Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid kebanggaan seluruh rakyat Aceh, begitu banyak sejarah yang tersembunyi di sana. Dan sekarang telah mengeluarkan pesona baru bagi Aceh dan Indonesia. Tapi di balik keindahan itu semua terbukti adanya kejanggalan-kejanggalan aneh setelah masjid kebanggaan kita yang baru-baru ini diresmikan setelah direnovasi.

Tak tanggung-tanggung dalam proyek renovasi besar-besaran masjid ini, pemerintah mengucurkan dana yang tidak sedikit, diikuti dengan penambahan-penambahan dana yang lumayan besar untuk mempercantik masjid bersejarah ini. Yang pada akhirnya juga sangat kita sayangkan, baru-baru ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya penyelempengan dana pada proyek yang super besar dan cepat tersebut.

Masjid yang semestinya tempat kita berlomba dalam melakukan ibadah malah sebaliknya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oleh sekelompok oknum si pemegang mega proyek renovasi ini. Kita tidak tahu, apakah si pemegang kekuasaan dalam hal ini pemerintah ikut juga menerima manfaat atas kong kali kong dalam permainan ini. Sungguh miris.

Kita ketahui bersama baru-baru ini atas pengakuan salah satu Pimpinan DPR Aceh, dalam proses penambahan dana tersebut ternyata tidak ada konfirmasi kepada DPR Aceh, sehingga tidak sesuai dalam RAPBA Aceh. Legislatif sebagai lembaga pengawasan justru tidak dilibatkan, tak tahu menahu tentang penambahan dana tersebut.

Hal ini akan menjadi bahan diskusi kami selaku mahasiswa agent of change, untuk terus mengadvokasi permasalahan ini ke permukaaan. Kita akan terus mengawasi dan mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk ambil sikap atas persoalan ini, walaupun masa Gubernur Aceh Zaini Abdullah tinggal beberapa hari lagi, tapi beliau selaku pemangku jabatan kekuasaan tertinggi di Aceh juga ikut bertanggungjawab atas persoalan ini.

Sangat kita sayangkan jika nanti ternyata ada ‘bos besar’ di balik mega proyek Masjid Raya Baiturrahman. Dan mungkin saja hal ini tidak hanya pada mega proyek Baiturrahman, masih banyak proyek besar seperti pembagunan fly over Simpang Surabaya dan lainnya.

Kami dari DEMA UIN Ar-Raniry sendiri mengharapkan agar BPK dan KPK juga terus memantau dan mencari para mafia kruangan di Aceh ini.
-Penulis merupakan Sekretaris Jendral (Sekjend) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Related posts