PUPR bangun 5 bendungan di Aceh

Ilustrasi pembangunan bendungan. (Detik.com)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan bangun lima bendungan di Provinsi Aceh. Dua dari lima infrastruktur di bidang sumber daya air tersebut saat ini sudah selesai dibangun dan menjadi faktor penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pembangunan infrastruktur juga akan mengintegrasikan industri yang ada di Aceh, sehingga pertumbuhannya juga akan semakin meningkat,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono seperti dikutip dari beritasatu.com, Jumat (14/7).

Adapun dua bendungan yang telah selesai dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air adalah Bendungan Paya Seunara di Kabupaten Sabang dan Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie.

Bendungan Paya Seunara yang dibangun sejak 2001, telah selesai konstruksinya pada 2016 oleh kontraktor PT Inaco Harapan-PT Inaco Putra Perkasa dengan total biaya pembangunan mencapai Rp 94,89 miliar. Bendungan yang berada di aliran Sungai Paya Seunara ini memiliki luas area genangan mencapai 98 ha dan disiapkan untuk menampung air dari Sungai Paya Seunara hingga 1,3 juta meter kubik.

Bendungan ini mempunyai arti penting bagi masyarakat Sabang, dan masyarakat Pulau Weh pada umumnya, karena bermanfaat bagi penyediaan air baku sebesar 125 liter/detik. Pulau Weh selama ini termasuk rawan krisis air karena salah satu sumber air utama yakni Danau Anak Laut semakin hari semakin turun ketersediaan airnya.

Bendungan lainnya di Provinsi Aceh yang telah selesai pembangunannya yakni Bendungan Rajui yang terletak di Desa Masjid Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie. Bendungan yang mulai dibangun pada awal tahun 2011 ini selesai pada tahun 2016, membutuhkan biaya sebesar Rp 110,65 miliar.

Dengan luas genangan 33,6 ha, bendungan ini diharapkan mampu menampung air sebanyak 2,67 juta meter kubik untuk mengairi areal persawahan seluas 4.790 ha, sehingga mendukung program swasembada pangan dan meningkatkan penyediaan air baku. Selain itu, lokasi Bendungan Rajui yang berada di kaki lembah Seulawah, Kabupaten Pidie, dapat menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi warga sekitar.

Kementerian PUPR, sambungnya, saat ini juga tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara. Bendungan besar senilai Rp 1,7 triliun dan dibangun dengan kontrak tahun jamak 2015-2019 ini progres fisiknya mencapai 35,32%. Dari total lahan seluas 767 ha, sebagian dana pembebasan lahan akan dibayarkan melalui dana talangan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yakni seluas 457 ha sebesar Rp 50 miliar.

Pembangunan Bendungan Keureuto bertujuan untuk meredam dan mereduksi debit banjir hingga 896 m3/detik dengan kapasitas tampung 215 juta m3. Bendungan ini juga berfungsi untuk penyediaan air irigasi seluas 9.420 ha, air baku 1,14 m3/detik, penghasil listrik sebesar 6,34 MW, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah.

Sementara dua bendungan lainnya yakni Bendungan Rukoh dan Bendungan Tiro akan segera dimulai pembangunannya.

Selain membangun lima bendungan, Kementerian PUPR juga tengah flyover Simpang Surabaya di Kota Banda Aceh. Flyover yang memiliki panjang 881 meter ini akan berfungsi mengurai kemacetan lalu lintas yang keluar masuk kota Banda Aceh dan memperlancar akses dari dan ke Pelabuhan Malahayati. Anggaran pembangunannya menggunakan paket kontrak tahun jamak 2015-2017 senilai Rp 262,6 miliar. “Sejauh ini progres fisik pembangunan flyover telah mencapai 77,88%,” ujarnya. [Randi]

Related posts