Menantikan Nagan Raya baru

Menantikan Nagan Raya baru
Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Nagan Raya (Ipelmasra) Banda Aceh periode 2015-2017, Munawar Akbal.

Oleh: Munawar Akbal

NAGAN Raya adalah salah satu kabupaten yang mekar dari Aceh Barat berdasarkan UU Nomor 4 tahun 2002 yang disahkan 10 April 2002 di Jakarta pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarno Putri. Pada saat itu Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Jaya, Nagan Raya, dan Aceh Tamiang menjadi kabupaten baru.

Nagan Raya yang kini sudah berumur 15 tahun sebagai salah satu kabupaten baru di wilayah pantai Barat Selatan Aceh tersebut mempunyai banyak ciri khas sebutan untuk kabupaten itu. Salah satunya, ialah batu giok yang sempat buming beberapa waktu lalu. Namun itu hanya sebentar, sekarang hanya hamparan sawit hijau yang masih berdiri tegap disana.

Nagan Raya menjadi kabupaten baru sudah tiga kali melaksanakan Pilkada (pemilihan kepala daerah) namun sosok T Zulkarnaini yang akrab disapa (Ampon Bang) dua kali memenangkan proses konstelasi politik Nagan Raya menjadi bupati terpilih secara pesta demokrasi dan sah secara konstitusi.

Namun pada Pilkada 2017 ada suasana baru yang terjadi di bumi Rameune, julukan lain Kabupaten Nagan Raya, sang maestro politik (Ampon Bang) tidak bisa lagi ikut berkompetisi sebagai calon bupati akan tetapi mungkin hal ini tidak menyurutkan semangat Ampon Vang untuk melanjutkan kepemimpinannya.

Sang adik kandungnya jadi petarung yang mungkin sebagai pengganti dirinya. Namun Allah belum memberikan kesempatan (tidak menang) pesta Pilkada untuk menggantikan dirinya.

15 Februari 2017 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat Nagan Raya, sejarah baru dimulai dihari khanduri politik (pesta demokrasi) dimana rakyat memilih pemimpinnya secara terbuka, langsung, bebas dan penuh rahasia sesuai hati nurani masing-masing.

Proses Pilkada yang begitu panjang, kini Nagan Raya lahir pemimpin baru yang bukan tras keluarga Ampon Bang, Berdasarkan hasil Pilkada 2017 KIP Nagan Raya melaksanakan sidang pleno menetapkan pasangan Jamin Idham – Chalidin sebagai Bupati dan Wakil Bupati sah pemenang kompetisi politik, walaupun banyak proses yang harus dilewati sampai dengan gugat menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh salah satu kandidat yang ikut berkompetisi.

Namun demikian juga tidak akan bisa menghalangi pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih sah secara konstitusi, kecuali bencana alam dan perang yang akan menunda pelantikan. Semoga saja penantian ini menjadi kisah bahagia bagi seluruh masyarakat nagan raya menuju Nagan baru.

15 tahun Nagan Raya

22 Juli 2017 menjadi hari ulang tahun Nagan Raya yang diperingati setiap tahunnya, padahal kalau merujuk pada UU Nomor 4 tahun 2002, 10 April 2002 menjadi hari kelahiran Nagan Raya yang seharusnya diperingati setiap tahunnya. Semoga pemimpin Nagan ke depan bisa meluruskan hal ini biar tidak ada dusta diantara kita (pembohongan publik), karena tanggal 22 Huli adalah hari di lantiknya bupati pertama Nagan Raya.

Tepat 15 tahun sudah kepemimpinan Ampon Bang sebagai bupati kabupaten yang beranjak dewasa (Nagan Raya) itu. Tentu ada hal positif yang telah beliau perbuat untuk tanah kelahirannya dari menyulap hutan belantara menjadi kompleks perkantoran yang megah dengan bangunannya yang gagah nan kokoh.

Walaupun demikian masih banyak juga hal-hal negatif yang semestinya diperbaiki oleh pemimpin baru Nagan Raya.

Melihat pembangunan infrastruktur dalam hati kecil patut berbangga dibandingkan kabupaten lain yang berbarengan mekar dengan Nagan Raya, Namun cerita bangunan yang megah nan kokoh tidaklah membuat kita lebih bahagia kalau sumber daya manusia tidak dipersiapkan secara mapan sebagai generasi penerus pembangunan Nagan Raya kedepan.

Bangunan yang kokoh akan runtuh ditelan waktu, namun sumber daya manusia yang mapan akan terus memberikan yang terbaik mengalir ibarat bak mata air yang selalu memberikan kehidupan.

Semoga menjadi bahan pertimbangan untuk pemimpin baru Nagan Raya lima tahun ke depan mempersiapkan sumber daya manusia. Selamat beristirahat bapak pembangunan, T Zulkarnaini sang maestro politik Nagan Raya terima kasih atas dedikasinya.

Harapan kepada pemimpin baru

8 Oktober 2017 kalau tidak ada pergeseran jadwal menjadi hari yang sakral bagi Bupatidan Wakil Bupati Nagan Raya terpilih yang akan mengikralkan sumpahnya di hadapan wakil rakyat yang terhormat dan seluruh hadirin tamu undangan.

Babak baru menuju Nagan Raya baru akan dimulai penghujung tahun ini, dibawah tampuk kepemimpinan Bapak Jamin Idham dan Chalidin. Masa transisi dimana carut marut yang selama ini harus dibenahi agar slogan perubahan benar terwujud di Nagan Raya.

Peluang dan tantangan yang betul-betul harus dilihat oleh sang nahkoda baru agar kapal perubahan sampai kepada tujuan yang dicita-citakan selama ini. Bersinergi dengan semua lapisan sangatlah dibutuhkan.

Peluang membangun Nagan Raya sangatlah besar dengan hasil alamnya yang melimpah, masyarakatnya yang sangat ramah menjadi modal sang nahkoda bermusyawarah dengan rakyatnya untuk terwujudnya pembangunan Nagan Raya, sudah sepatutnya Nagan Raya mempersiapkan Sumber Daya Manusia mapan agar mampu mengelola Sumber Daya Alam yang ada.

Bupati dan Wakil Bupati terpilih dengan background pengusaha sukses dibidangnya masing-masing yakin dan percayalah semoga mampu membangun perekonomian rakyat, menyediakan lapangan kerja, memberikan pelayanan publik dengan baik, memperhatikan dengan serius dunia pendidikan dan mempersiapkan generasi yang qur’ani berakhlak mulia agar terwujudnya masyarakat adil makmur di Nagan Raya.

Janji-janji melalui corong mikrofon atau toa yang selalu dilontarkan dan disuarakan sampai ke ujung desa dari Ujung Beutong Ateuh sampai Ujung  Krueng Seumanyam semasa kampanye agar mampu ditepati karena rakyat menantikan Nagan Raya baru. Semoga saja “Agama Ta Peukong, Budaya Ta Jaga” terwujud di Nagan Raya!

*Penulis merupakan Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Nagan Raya (Ipelmasra) Banda Aceh periode 2015-2017 dan juga alumni Ilmu Sosiologi FISIP Unsyiah.

Related posts