Warga diimbau periksa lubang mesin ATM sebelum transaksi

Warga diimbau periksa lubang mesin ATM sebelum transaksi
Ilustrasi. (tribunnews.com)

Depok (KANALACEH.COM) – Masyarakat diimbau memeriksa lubang kartu pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) saat akan melakukan transaksi. Imbauan itu disampaikan menyusul ditangkapnya para pelaku penipuan dan pembobolan uang nasabah dengan modus mengganjal mulut lubang mesin ATM menggunakan tusuk gigi.

“Pada saat kita ingin memasukkan ATM, kita periksa dulu apakah ada yang mengganjal atau tidak,” kata Manajer Pemasaran BRI Cabang Depok, Prima Imanudin seperti dikutip laman Kompas.com, Sabtu (28/7).

Selain memeriksa lubang kartu, Prima juga mengimbau warga memeriksa keaslian mulut lubang yang ada pada mesin ATM. Sebab, para pelaku kejahatan kerap memasang mulut lubang kartu yang palsu.

“Mulut ATM-nya juga diperiksa asli atau enggak. Karena biasa ada yang ditempel pakai double tip,” ujar Prima.

Dalam kasus uang nasabah melalui mesin ATM dengan modus menggunakan tusuk gigi untuk menghambat keluarnya kartu, para pelaku mengincar nasabah yang hendak mengambil uang di mesin ATM.

Karena mulut di lubang kartu sudah diganjal tusuk gigi, korban pun kesulitan menarik kembali kartunya. Saat itulah seorang dari pelaku datang dan berpura-pura menawarkan bantuan sambil menanyakan PIN calon korbannya.

Prima mengimbau warga tidak pernah memberitahukan PIN ATM-nya pada siapapun.

“Kalaupun kartunya tertelan kita akan ambilkan atau dibuatkan kartu baru. Yang jelas jangan memberitahukan PIN kepada siapapun,” ujar Prima.

Ada dua pelaku pembobolan rekening nasabah bank melalui mesin ATM dengan modus tusuk gigi yang ditangkap polisi, masing-masing bernama Indra Winata (28) dan Adison (21). Keduanya ditangkap di tempat persembunyiannya di kawasan Gunung Putri, Bogor, pada Kamis (27/7).

Kedua pelaku disebut sudah beberapa kali beraksi di wilayah Depok dan Bogor. Mereka terakhir kali beraksi di sebuah mesin ATM di Kompleks Pelni, Sukmajaya, Depok, pada Sabtu (15/7).

Dari hasil kejahatan yang dilakukan di Sukmajaya, kedua pelaku mendapat uang sebesar Rp 120 juta yang dibagi-bagikan ke sesama anggota komplotan.

Polisi masih memburu empat terduga pelaku lainnya yang terlibat kasus tersebut. []

Related posts