Tak diunggulkan, Ahsan/Rian sukses melaju ke final

Tak diunggulkan, Ahsan/Rian sukses melaju ke final
Pasangan baru ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Rian Agung. (Badmintonindonesia.org)

Glasgow (KANALACEH.COM) – Pasangan baru ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro sukses mengikuti jejak pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyanan Natsir yang melaju ke babak final.

Dengan demikian, Indonesia mengirimkan dua wakilnya di partai puncak Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017 di Glasgow, Skotlandia.

Khusus bagi pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, jika sukses menjadi juara dunia akan menjadi prestasi kedua mereka di kejuaraan tersebut.

Pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro semula tak dijagokan masuk ke babak final. Namun, pasangan ini terus melaju dengan membuat kejutan setelah mengalahkan unggulan pertama asal China, Li Junhui/Liu Yuchen. Laju Ahsan/Rio terus tak terbendung dengan melibas deretan unggulan lainnya hingga menuju laga puncak.

Tiket final diraih Ahsan/Rian seusai membungkam unggulan keempat dari Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-12, 21-15. Kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan di pertemuan sebelumnya.

“Kami bersyukur kepada Allah SWT bisa melaju sejauh ini, senang dan bangga bisa ke final, ini tidak mudah. Kami memulai dari bawah, berkat kerja keras kami, pelatih dan tim, kami bisa,” ujar Ahsan seusai pertandingan kepada Badmintonindonesia.org, Minggu (27/8).

“Kami berusaha main di pola kami, tidak mau terbawa permainan cepat dan keras yang disukai pasangan Jepang ini,” kata Rian.

“Kami juga memberi pressure kepada Kamura/Sonoda sehingga mereka tidak dapat mengembangkan permainan mereka,” tambah Ahsan.

Ini adalah final ketiga Ahsan di ajang kejuaraan dunia, di mana dua di antaranya telah ditaklukkannya bersama Hendra Setiawan di Guangzhou tahun 2013 dan di Jakarta tahun 2015. Kali ini, dipasangkan dengan pemain yang lebih muda darinya, Ahsan membawa Rian ke final dan perjuangan mereka tinggal selangkah lagi.

Namun dalam duet kali ini, Ahsan bertukar peran menjadi play maker dan lebih banyak mengontrol permainan di depan net. Sementara Rian sebagai finisher atau tukang gebuk di belakang.

“Awalnya kami sama-sama pemain belakang, tetapi sekarang saya kan yang lebih tua, jadi lebih mengontrol di depan. Rian lebih muda dari saya, jadi dia yang lebih banyak mengeluarkan tenaga,” ungkap Ahsan.

Dua wakil di kejuaraan dunia mengingatkan kita akan raihan di Guangzhou, Tiongkok, pada 2013 lalu. Kala itu, dua gelar juara dunia sekaligus dibawa pulang oleh Tontowi/Liliyana dan Hendra/Ahsan. Masih terbayang di ingatan bagaimana mereka mempersembahkan kado manis bagi Indonesia yang merayakan Hari Kemerdekaan sepekan setelahnya. [Sindonews]

Related posts