Terkait konflik di Rakhine, sebaiknya contoh resolusi konflik di Aceh

Tak usah saling menjelekkan bangsa sendiri pakai isu Rohingya
Para pengungsi Rohingya baru tiba di kamp pengungsian Kutupalang, Cox's Bazar, Bangladesh, pada 30 Agustus 2017. (Reuters)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Konflik politik yang berujung saling klaim kebenaran serta korban jiwa di Rakhine harus segera berakhir. JIMI (Jaringan Intelektual Muda Islam) menghimbau pihak yang bertikai dapat duduk bersama dengan melibatkan pihak ke-3, apakah PBB maupun ASEAN.

”Pemerintah Myanmar dan kelompok bersenjata di Rakhine dapat mencontoh perdamaian di Aceh. GAM-Pemerintah Indonesia berdamai setelah konflik bersenjata berlangsung puluhan tahun. 15 Agustus 2005 pemerintah Aceh dan GAM sepakat berdamai dengan melibatkan pihak lain,” ujar Ketua Umum JIMI (Jaringan Intelektual Muda Islam) seperti dilansir laman Harianterbit.com, Selasa, (5/9).

Menurut Don, Pemerintah Myanmar dan kelompok bersenjata harus memikirkan korban arogansi mereka adalah anak-anak dan perempuan. JIMI menilai konflik di Rakhine sangat mirip dengan konflik di Aceh. Bila di Rakhine terjadi genosida maka di Aceh juga pernah terjadi.

”Konflik di Rakhine juga bukan konflik agama maupun etnis, sebagaimana propaganda yang disebarkan. Konflik di Aceh juga pernah diarahkan menjadi konflik etnis, politik identitas. Namun faktanya berbagai suku dan agama hidup berdampingan di Aceh,” jelasnya.

Karenanya, lanjut Don, JIMI menghimbau semua pihak jangan mudah terbakar dengan foto dan info yang tak benar. Konflik di Rakhine jelas konflik politik dan kekuasaan yang didasari kepentingan ekonomi. Melibatkan pihak pihak ke-3 merupakan solusi sebagaimana Aceh-Jakarta berdamai. []

Related posts