Begini dampak bila Indonesia putus hubungan diplomatik Myanmar

Begini dampak bila Indonesia putus hubungan diplomatik Myanmar
Aksi teatrikal yang menggambarkan pembantaian terhadap etnis rohingya, aksi ini digelar di pantai Gampong Jawa, Banda Aceh, Kamis (7/9). (Kanal Aceh/Randi)

Malang (KANALACEH.COM) – Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi menyebut tuntutan memutus hubungan diplomatik dengan Myanmar tak masuk akal. Pemerintah Indonesia justru tak bisa terlibat dalam penyelesaian konflik dan penyaluran bantuan kemanusiaan ke pengungsi Rohingya jika tak memiliki hubungan diplomatik.

“Gampang kalau bilang putuskan hubungan, tapi kaitannya apa. Kita tak perang dengan Myanmar, tak ada masyarakat kita yang diperangi oleh mereka,” kata Ito di Malang, Jawa Timur, dilansir Liputan6.com, Sabtu (9/9).

Pemerintah Indonesia, kata Ito, sudah menjalin kesepakatan dengan pemerintah Myanmar dan Bangladesh terkait penyaluran bantuan kemanusiaan ke pengungsi Rohingya.

Kesepakatan itu malah bisa batal jika ada negara yang merasa tak nyaman lantaran menganggap ditekan. Atau ada sesuatu yang bisa menyinggung harga diri negara tersebut.

“Sebagai negara berdaulat, kalau merasa tersinggung harga dirinya dan malah menutup diri kita bisa apa. Tentu akan semakin menyulitkan kita untuk menyampaikan pesan dan bantuan kemanusiaan,” papar Ito.

Ito menambahkan, ada dua menteri Myanmar yang menghubunginya dan menanyakan adanya aksi lempar bom molotov sampai pembakaran bendera mereka di depan kantor Kedutaan Myanmar di Jakarta. Hal itu dikhawatirkan mengganggu proses diplomasi yang sedang dibangun pemerintah Indonesia.

“Mereka protes. Coba misalnya ada pembakaran bendera di depan kedutaan kita, pasti rakyat Indonesia marah. Saya beri pemahaman ke mereka bahwa itu tak merepresentasikan warga yang berdemo, itu hanya sebagian kecil saja,” ungkap Ito.

Menurutnya, pemerintah Indonesia bersimpati dengan etnis Rohingnya, maka pesan yang disampaikan harus dengan cara simpatik. Fakta bahwa tak ada sentimen agama dalam konflik antara etnis Rohingya dengan pemerintah Myanmar disebut sering sulit diterima oleh beberapa elemen kelompok masyarakat.

“Kecuali ada perlakuan yang serius ke KBRI di Myanmar atau masyarakat kita diperangi maka bisa kita putuskan hubungan,” ucap Ito. []

Related posts