Keturunan Raja-Raja Aceh surati Presiden, minta proyek ipal direlokasi

Keturunan Raja Aceh meninjau lokasi ditemukannya Nisan Raja dan ulama di Proyek pembangunan Ipal di Gampong Pande, Banda Aceh, Aceh, Minggu (10/9). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Keturunan Raja-Raja Aceh dari berbagai kerajaan mengirim surat yang berisikan pesan kepada Pemerintah Pusat agar proyek pembangunan Instalasi Pengolahan air limbah (Ipal) dapat direlokasi.

Sebab, proyek itu dikerjakan di atas makam para Raja dan ulama Aceh, yang berada di Gampong Pande, Banda Aceh, Aceh. Surat itu juga ditembuskan kepada Kementrian PUPR dan Pemerintah Aceh

Dalam pengerjaanya, proyek yang masuk dalam program strategis nasional itu dinilai telah merusak sebagian Nisan Raja dan Ulama, bahkan memindahkannya dari tempat semula.

Sehingga, para keturunan raja ini mengambil inisiatif agar proyek itu dihentikan dan pindahkan ketempat lain. Teuku Raja Nasaruddin dari keturunan Raja Kuala Bate mengatakan, situs sejarah yang berada di areal proyek itu perlu diselamatkan.

“Bukan berarti ditenggelamkan begitu saja. Apalagi ini makam para Raja, Cendekiawan dan Ulama pada masa itu. Ini harus kita jaga dan jangan sampai dihilangkan,” tegasnya pada wartawan saat mengunjungi proyek Ipal di Gampong Pande, Minggu (10/9).

Jikapun makam itu dipindahkan, kata dia, nilai historis yang berada di tempat baru akan hilang. Kemudian di generasi yang akan datang nantinya akan memunculkan pertentangan.

Sementara itu, Teuku Raja Saifullah dari Kerajaan Negeri Dayah mengungkapkan, Gampong Pande adalah tempat yang pernah menjadi kota besar pada masa kerajaan dulu. Banyak situs sejarah dan makam bersemayam di tempat itu.

Dia menyesalkan sikap Pemerintah yang membangun tempat pembuanagan tinja dilokasi bersejarah itu. Tindakan tersebut, menurutnya sebagai bentuk pelecehan kepada indatu Aceh.

“Bayangkan ini kotoran manusia ditimbun di atas makam Raja dan Ulama. Ini cukup memalukan bangsa Aceh bila sempat dilihat oleh bangsa melayu seperti Johor, Brunei dan Selangor,” katanya.

Pihaknya juga tidak ingin menyalahkan semua aparatur yang terlibat. Apalagi ini sudah terjadi dan menunjukkan kepada rakyat bahwa di Gampong Pande ini terdapat sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Darul Makmur.

Untuk itu, semua keturunan raja yang hadir mengirimkan surat kepada pihak terkait dan pemerintah pusat agar proyek itu dipindahkan. “Kami tegaskan bahwa proyek itu harus dipindahkan dari Gampong Pande, terserah mau dipindahkan kemana apalagi Aceh ini luas,” ujarnya. [Randi]

Related posts