Sekda Aceh: Tanggung jawab ulama semakin berat

Sekda Aceh: Tanggung jawab ulama semakin berat
Sekda Aceh, Dermawan menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Ulama Dayah se-Aceh Tahun 2017, di Aula Hotel Mekah, Banda Aceh, Senin (27/11). (Humas Aceh)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Al-ulama’ waratsatul anbiya’, Hadits Rasulullah ini menegaskan tentang peran penting para ulama sebagai ahli waris para Nabi, yang akan melanjutkan perjuangan menyebarkan Islam dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi.

Oleh karena itu, Pemerintah Aceh, sangat menaruh perhatian terhadap dayah sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang akan menghasilkan para ulama sebagai pembimbing umat.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf pada acara pembukaan Rapat Koordinasi Ulama Dayah se-Aceh Tahun 2017, di Aula Hotel Mekah, Senin (27/11).

“Ulama memiliki tanggung jawab besar sebagai pembimbing umat, pencerah kehidupan, pelita di tengah kegelapan dan sekaligus sebagai pemberi resolusi konflik yang terjadi di tengah masyarakat. Karena itu, Pemerintah Aceh memberikan dukungan penuh kepada para ulama dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya di tengah-tengah kehidupan umat,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Dermawan juga menyampaikan apresiasi kepada para ulama yang telah bersedia hadir pada kegiatan rapat koordinasi ini. Dermawan mengungkapkan, bahwa kehadiran para abu, teungku dan penyelenggara pendidikan dayah amat penting, mengingat rakor ulama dayah adalah wahana dan tempat merumuskan pemikiran dan kebijakan dalam pembangunan pendidikan dayah ke depan.

Dia juga mengungkapkan, bahwa di masa mendatang tanggung jawab ulama akan semakin semakin berat. Hal ini disebabkan oleh permasalahan kehidupan masyarakat yang semakin rumit dan kompleks, yang diakibatkan oleh arus globalisasi, perkembangan informasi, sains dan teknologi serta berbagai faktor lainnya.

“Pengaruh ini akan sangat terasa di kalangan ramaja dan pemuda, baik dalam pola pikir, maupun prilaku sehari-hari. Prilaku menyimpang dari ajaran Islam seperti pornografi, minum khamar, khalwat, ikhtilat, pemerkosaan, pelecehan seksual dan lain-lain, merupakan realitas yang memerlukan perhatian kita semua termasuk para ulama,” kata Dermawan.

Dia menegaskan, sesuai dengan amanah Undang-undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Pasal 125 dan 126, Pemerintahan Aceh bertanggung jawab melaksanakan Syariat Islam secara kaffah. Berdasarkan kewenangan ini, Pemerintah Aceh berusaha mencegah, dan melindungi masyarakat Aceh dari tindakan yang bertentangan dengan syariat islam.

“Pemerintah Aceh tetap istiqamah menegakan amar ma’ruf nahi mungkar di Bumi Serambi Mekkah,” tegasnya.

Peran strategis ulama dalam penerapan Syari’at Islam kaffah

Dalam rangka pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah, maka peran ulama amat strategis, baik dalam proses pembentukan Qanun-Qanun Syariat, maupun dalam menjalankannya, terutama dalam peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap Syariat Islam secara menyeluruh di Aceh.

“Untuk menjalankan tugas tersebut, maka Pemerintah Aceh memberikan dukungan dan perhatian serius terhadap peran dan fungsi ulama dayah dalam pembangunan Aceh, termasuk lembaga pendidikan dayah. Perhatian dan dukungan terhadap infrastruktur, penguatan sumberdaya manusia dan manajemen tata kelola dayah menjadi fokus Pemerintah Aceh ke depan,” imbuh Dermawan.

Di Aceh, sambungnya, lembaga pendidikan dayah memiliki kedudukan yang sama dengan lembaga pendidikan lain seperti sekolah dan madrasah. Alumni dayah memiliki kesempatan yang sama dan tidak ada lagi perbedaan dengan lulusan sekolah dan madrasah, dalam partisipasi aktif bagi pembangunan Aceh.

Dia menambahkan, kebijakan dan program Aceh Carong, Aceh Teuga, Aceh Kaya dan Aceh Meuadab yang digagas Pemerintah Aceh adalah program nyata yang bertujuan untuk mewujudkan kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat di bawah lindungan Allah.

“Oleh karena itu, lulusan dayah diharapkan mampu mengambil peran dalam pembangunan berkelanjutan. Pemerintah Aceh akan terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai kebijakan pembangunan strategis dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya.”

Kegiatan yang mengangkat tema ‘Koordinasi dan silaturrahmi ulama dayah dalam rangka memperkuat sinergi kelembagaan pendidikan dayah’ ini diikuti oleh 400 ulama dayah se-Aceh. Sejumlah ulama kharismatik turut hadir dalam kegiatan yang akan berlangsung hingga
Selasa (28/11) itu, di antaranya Tgk Amin Keumala, Tu Sop, Waled Marhaban, Aba Lamno. [Aidil/rel]

Related posts