Sudah 100 kasus Difteri di Aceh, sementara ADS terbatas

Seorang pasien tengah dirawat di RSUZA, Banda Aceh, Selasa (19/12). (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kasus Difteri di Aceh kian hari semakin meningkat. Hingga Selasa (19/12), 11 pasien Difteri dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Wakil Direktur Pelayanan RSUZA, Azharuddin mengatakan, masing-masing pasien yang dirawat ialah rujukan dari rumah sakit di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

Pasien yang dirawat sembilan orang anak anak dan dua pasien dewasa. Semakin meningkatnya kasus Difteri, pihaknya mengaku kewalahan, karena ruang isolasi di RS plat merah itu terbatas.

Harusnya, kata dia, penanganan pasien Difteri bisa dilakukan pada RS mana saja, asalkan memiliki ruang isolasi. Sementara untuk Anti Difteri Serum (ADS), bisa memintanya ke Dinas Kesehatan.

“Serum ADS itu disediakan oleh Dinas Kesehatan bukan oleh RS, jadi RS tinggal minta saja,” kata Azharuddin saat ditemui diruangannya, Selasa (19/12).

Kenaikan jumlah suspect difteri membuat posisi Aceh naik menjadi daerah tertinggi kedua kasus difteri setelah Jawa Timur.

Ia berharap, RS di daerah bisa menampung pasien Difteri. Kemudian tidak panik untuk menghadapi pasien. “Petugas kesehatan tinggal mengikuti SOP yang sudah ada untuk menangani pasien difteri,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, Abdul Fatah menyebutkan, hasil investigasi terhadap pasien difteri, sebanyak 95 persen di antaranya yang terjangkit virus berbahaya itu karena tidak pernah mendapat imunisasi. Sedangkan lima persen lainnya, pernah mendapat imunisasi, tapi tidak lengkap.

“Tercatat ada 11 pasien yang di rawat di RSUZA, sehingga selama 2017 ini, terdapat 100 kasus Difteri, ” katanya saat dihubungi wartawan melalui telpone seluler.

Terkait serum ADS, pihaknya mengaku sudah mengirim permintaan serum tersebut, dan masih menunggu konfirmasi dari Kementrian Kesehatan.

Apalagi, kata dia, kebutuhan serum anti Difteri sangat mendesak. Sebab, untuk persediaan jika ada pasien difteri yang membutuhkan.

“Kami mendapat informasi, persediaan serum di kementerian juga terbatas. Sedangkan kasus difteri tidak hanya terjadi di Provinsi Aceh, bahkan di Provinsi lain juga tengah merebak kasus serupa, ujarnya. [Randi]

Related posts