Pembangunan Geopark di Gua Tsunami Aceh Besar terkendala anggaran

Gua Ek Lentie di Aceh Besar. (Mongabay/Junaidi Hanafiah)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Bupati Aceh Besar melalui Asisten II mengatakan, berkaitan dengan gua Ek Lentie di Aceh Besar, bahwa sebelumnya pihaknya telah berupaya agar ada anggaran untuk membenahi gua tersebut.

Pihaknya akan menindaklanjuti hal ini dengan berkoordinasi apa yang bisa dilakukan untuk kesiapsiagaan bencana. “Rencana kami akan kami sosialisasikan kepada masyarakat dan akan dipamerkan di PKA nantinya” ujar Asisten II pada rapat dengan BPBA, Senin (28/5).

Baca: Gua Purba Tsunami di Aceh Besar akan diusul dibangun Geopark

Sementara itu, Kepala BPBA, Ahmad Dadek menambahkan pihaknya akan segera menyepakati dengan Pemda Aceh Besar langkah-langkah agar upaya ini benar-benar bisa terwujud.

“Surat dari gubernur sudah kita sampaikan, mohon respon, bahwa pihak Aceh Besar mendukung kegiatan tersebut” ujar Dadek kepada Asisten II

Dadek juga menanyakan rata-rata harga lahan di wilayah tersebut kepada camat dan geuchik setempat yang hadir dalam rapat tersebut, dan BPBA akan memfasilitasi jika ada kendala masalah pembebasan lahan.

Luas tanah yang mungkin dibebaskan tanahnya sekitar 1000m2, yang dimiliki 2 pemilik lahan, tersebut, nantinya Dinas Pertanahan akan menurunkan tim untuk dilakukan penilaiannya oleh tim independen.

Dadek berpesan kepada Camat dan Geuchik setempat agar gua tersebut dijaga dan diberikan plang bahwa itu situs tsunami. “Tolong dijaga di lokasi sekitar gua, buat plang didepan gua sebagai situs tsunami” ujar Dadek.

BPBA akan siapkan dana untuk DED pembangunan Geoparknya yang akan dilakukan oleh TDMRC. “Sistem pengelolaannya juga harus kita pikirkan. Teknis akan dibicarakan kemudian” ujar Dadek.

Sebelumnya, Nazli Ismail dari TDMRC yang memaparkan hasil penelitian lembaganya mengenai gua tsunami purba tersebut, mengatakan pihaknya telah melalukan penggalian untuk melihat sejarah tsunami mulai dari 7400 tahun lalu, hingga kejadian tahun 2004.

Dimana terdapat endapan – endapan tanah yang berasal dari gelombang tsunami dan kotoran kelelawar yang hidup di gua. Diakhir paparan Nazli yang  merupakan tenaga ahli TDMRC juga berpendapat agar gua ini dijadikan tempat wisata dan dibagun Tugu Patahan Sumatera sebagai situs sejarah.

“Tidak ada salahnya jiga disini juga dibangun tugu patahan sumatera di patahan Lamtamot,”  ujar Nazli. [Randi/rel]

Related posts