Pemerintah diminta tertibkan harga tiket kapal cepat

(Kanal Aceh/DA)

Sabang (KANALACEH.COM) – Sejumlah kalangan masyarakat Sabang dan wisatawan mengeluh dan mengaku sangat berat dengan harga jual tiket di Sabang yang terlalu mahal, khususnya masyarakat kalangan bawah.

“Harga tiket kapal cepat di Sabang bisa dikatakan terlalu tinggi atau terlalu mahal, berbeda jauh di tempat saya harga tiket kapal cepatnya lebih murah dan terjangkau,” ungkap Armen (46), wisatawan asal Kepulauan Riau Kota Batam.

Dikatakan,  harga jual tiket kapal cepat dengan rute Pelabuhan Balohan (Sabang) – Pelabuhan Ulee Lheu (Banda Aceh) yang hanya ditempuh 1 jam pelayaran sama halnya seperti jalur pelayaran Batam-Tanjung Pinang yang juga ditempuh 1 jam pelayaran tapi harga tiketnya dijual jauh lebih murah.

Baca: Pengelola kapal cepat di Sabang diduga kangkangi Peraturan Menteri

Dia juga mengatakan, harga jual tiket Batam-Tanjung Pinang hanya Rp 65 ribu untuk tiket dewasa, sedangkan harga tiket di Sabang dijual Rp.80 ribu dan untuk VIP nya Rp.100 ribu untuk sekali pelayaran dengan jarak tempuh yang sama.

“Tentunya ini bukan bisnis yang sehat, kenapa tiket kapal cepat di Sabang ini bisa sangat mahal sekali, padahal sama-sama untuk kepentingan umum, dan sama-sama  menggunakan bahan bakar subsidi,”tanya Armen dengan penuh heran.

Hal senada juga dikatakan Abeng (40) wisatawan  lokal asal  Sumatera Utara Kota Medan, Ia bersama lima temannya sering melakulan traveling di sejumlah daerah.

“Harga tiketnya mahal kali, saya sama teman-teman pernah dari Batam ke Tanjung Pinang harga tiketnya lebih murah, cuma Rp 65 ribu.

Seharusnya, yang punya kapal juga harus bisa seperti itu, dan tidak memberatkan wisatawan maupun masyarakat Sabang yang menggunakan jasa kapal cepat,” katanya.

Sementara menyikapi banyaknya keluhan masyarakat dan para wisatawan terhadap persoalan tersebut, Ketua Forum Keuchik Kota Sabang, Adnan Hasyim minta kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Sabang, untuk segera bersikap memanggil managemen PT Samudra Inti Makmur selaku pengelola kapal cepat untuk segera mencari solusi.

Menurutnya kenaikan harga tiket itu awalnya terjadi karena alasan kenaikan harga BBM tiga tahun yang lalu.

Tapi, setelah harga BBM turun, harga tiket sampai dengan hari ini tidak ada kebijakan dari pihak managemen PT SIM untuk menurunkan harga tiket.

“Ini bisa dikatakan bisnis menguntungkan sepihak tanpa pernah memperdulikan nasib rakyat, yaitu masyarakat Sabang,” keluhnya. [DA]

Related posts