BKSDA Pasang GPS Collar pada Gajah di Aceh Timur

Doc. BKSDA Aceh

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL), berhasil memasang dua unit GPS Collar pada dua kelompok Gajah liar di Kabupaten Aceh Timur, Aceh.

Pemasangan GPS Collar ini dilakukan untuk memantau pergerakan kelompok gajah, sehingga diharapkan bisa membantu mengatasi konflik antara manusia dengan satwa yang dilindungi di wilayah Aceh Timur

Kedua gajah ini merupakan kelompok gajah yang habitatnya berada didalam atau bersinggungan dengan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), salah satu kawasan hutan yang luasnya mencapai 2,6 juta hektar di Aceh dan Sumatera Utara.

Pemasangan GPS Collar pertama dilakukan pada tanggal 6 Maret 2019 di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Gajah betina beratnya hampir empat ton ini berhasil dipasang GPS Collar setelah tim BKSDA Aceh dan FKL mencari gajah ini selama seharian.

Tim menemukan kelompok gajah liar ini di dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Atakana Company yang sebagian besar telah rusak akibat konflik gajah. Gajah dinilai menyukai lokasi ini karena banyak ditumbuhi semak belukar dan hutan muda.

Gajah yang berhasil dipasang GPS Collar ini kemudian diberi nama Nadia. Sementara gajah kedua dipasang GPS Collar ditemukan di Kecamatan Birem Bayeun, merupakan kelompok yang berbeda dengan Gajah Nadya.  Gajah kedua ini kemudian  diberi nama Meutia yang berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari 2 ton, hewan itu ditemukan setelah tim melakukan pencarian pada 9 Maret 2018.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, pemasangan GPS Collar ini dilakukan untuk memberikan informasi posisi gajah secara berkala melalui satelit.  Salah satu tujuannya adalah memberi informasi posisi gajah, sebelum masuk ke perkebunan atau lahan pertanian masyarakat. Sehingga dapat membantu mitigasi konflik dengan manusia diwilayah sekitarnya.

“Dengan adanya GPS Collar ini maka kita akan mengetahui posisi kelompok gajah ini sehingga bisa memberikan informasi kepada masyarakat ketika gajah mulai mendekati lahan perkebunan penduduk,” sebut Sapto dalam keteranganya, Minggu (10/3).

Sapto menambahkan, dalam jangka panjang pemasangan GPS ini juga akan sangat bermanfaat untuk mengetahui jalur jelajah kelompok gajah ini. Serta datanya dapat digunakan untuk penyusunan tata ruang di Kabupaten Aceh Timur dan daerah lainnya di Aceh.

Koordinator Perlindungan Satwa Liar Forum Konservasi Leuser, Dedi Yansyah mengatakan, gajah yang dipasang GPS Collar itu habitatnya didalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Sebelum dilakukan penasangan GPS Collar, tim sudah ditugaskan berhari-hari sebelumnya untuk melacak dan mengikuti dua kelompok gajah yang menjadi target pemasangan GPS Collar  Karena tim sangat solid, pemasangan GPS Collar di Aceh Timur bisa dilakukan dengan sangat cepat.

“Pemasangan GPS Collar sengaja dipilih gajah betina dewasa karena gajah betina hidup berkelompok, sementara gajah jantan lebih sering hidup soliter atau sendiri,” sebut Dedi. [Randi/rel]

Related posts