Gedung Museum Samudera Pasai Diresmikan

Lhoksukon (KANALACEH.COM) – Kabupaten Aceh Utara kembali memiliki satu unit bangunan museum tempat menyimpan barang-barang bernilai edukasi sejarah.

Gedung museum yang diresmikan pada Selasa, (9/7) ini terdapat di Gampong Beuringen Kecamatan Samudera, tidak jauh dari lokasi situs Makam Malikussaleh, dinamai dengan Museum Islam Samudera Pasai.

Peresmian museum tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib didampingi oleh Wakil Bupati Fauzi Yusuf, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara Saifullah, dan Duta Museum Aceh Mujiburrizal.

Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kerja lintas sektor bidang kebudayaan yang telah membidani berdirinya Museum Islam Samudera Pasai.

Meskipun saat ini dengan prasarana yang terbatas, tapi diyakini keberadaan museum ini akan menambah daya tarik bagi masyarakat lokal, juga masyarakat luar, untuk berkunjung ke kawasan situs Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara.

“Kami mengajak masyarakat di sini untuk menjaga dan merawat semua objek peninggalan sejarah yang ada di Aceh Utara. Juga untuk menjaga museum ini, manfaatkan museum ini untuk sarana edukasi dan pembelajaran bagi anak-anak kita,” ajak Cek Mad, sapaan akrab Bupati Aceh Utara.

Dikatkannya, untuk menggenjot minat kunjung ke lokasi Museum Islam Samudera Pasai ini Pemkab Aceh Utara akan membenahi prasarana jalan masuk, yang belum beraspal akan diberi aspal, juga akan dilakukan pelebaran pada titik-titik tertentu. Sehingga memudahkan akses transportasi bagi pengunjung.

Juga perlu dipikirkan alat transportasi ke lokasi museum, karena ke sini tidak tersedia angkutan umum. “Kalau ada tamu dari luar daerah hendak berkunjung ke sini, mungkin perlu disiapkan mobil sehingga mereka tidak kepayahan mencari jasa angkutan” ujar Cek Mad.

Saat ini, sedikitnya terdapat 340 jenis barang koleksi Museum Islam Samudera Pasai, terdiri dari barang perhiasan, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, senjata tradisional, alat musik etnik, perlengkapan pesta, serta buku-buku dan kitab karangan ulama abad pertengahan. [Rajali.S]

Related posts