‘Aceh Halal Tourism’ Jadi Branding Baru Pariwisata Aceh

Launching logo wisata halal Aceh. (Kanal Aceh/Randi)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Setelah sukses dengan branding pariwisata ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’, kini Pemerintah Aceh kembali melaunching logo baru, dengan fokus ke pengembangan wisata halal.

Branding pariwisata baru itu ialah ‘Aceh Halal Tourism’ atau ‘Wisata Halal Aceh’. Branding ini di launching pada Jumat, (6/12) oleh Plt Gubernur Aceh didampingi Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Aceh dan Kadisbudpar, di Hotel Hermes, Banda Aceh.

Branding ‘Aceh Halal Tourism’ ini diyakini menjadi strategi Pemerintah Aceh untuk menarik wisatawan muslim, agar mau berkunjung ke tanah rencong.

Baca: Pemerintah Daerah di Aceh Diminta Bentuk Tim Percepatan Proses Wisata Halal

Kepala Disbudpar Aceh, Jamaluddin mengatakan, kehadiran logo baru Pariwisata Aceh ini tidak terlepas dari branding sebelumnya, yaitu ‘The Light Of Aceh’. Dan ini, kata dia menjadi satu kesatuan.

Logo Wisata Halal Aceh.

“Aceh punya culture yang berbeda. Bukan berarti menggantikan ‘The Light Of Aceh’ tapi ini satu kesatuan. Apa itu wisata halal dalam logo, jadi ini lebih memperkuat. Aliran utamanya tetap branding yang sudah ada,” kata Jamaluddin.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Aceh, Iskandarsyah Madjid menjelaskan, branding ‘Wisata Halal Aceh’ menjadi alat komunikasi kepada masyarakat, untuk menjelaskan bagaimana pentingnya membranding pariwisata Aceh.

“Wisata halal adalah sebuah jaminan kepada wisatawan muslim, jika dia ke Aceh dia tidak terganggu ibadahnya, dia mau beli produk makanan sudah ada label halalnya, dan kebersihan tetap terjaga,” kata Iskandarsyah.

“Branding ini juga jadi alat komunikasi kami untuk menjelaskan ke masyarakat, bahwa halal itu indah,” ujarnya lagi. [Randi]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Kilometer Nol Indonesia di Kota Sabang terpilih menjadi destinasi pariwisata terunik, dalam ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019, yang diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Setelah Kota Sabang, wisata terunik posisi kedua diraih oleh destinasi wisata Gua Mabala di Kabupaten Sabu Raijua, dan ketiga wisata Danau Kaolin di Kabupaten Bangka Tengah. Wali Kota Sabang, Nazaruddin, mengatakan penghargaan tersebut menjadi motivasi pihaknya untuk terus berinovasi, dan bekerja dalam upaya meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke Kota Sabang. “Pada intinya Pemerintah akan terus bekerja, dan terus berfikir bagaimana mempertahankan penghargaan yang telah kita dapatkan dan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain,” kata Nazaruddin, Sabtu (23/11). Tugu nol kilometer di Sabang, diresmikan pada 9 September 1997 oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno, sehingga tugu itu menjadi simbol perekat dari Sabang sampai Merauke. Namun seiring berjalannya waktu tugu itu beberapa kali dilakukan renovasi. #acehbarat #acehtengah #aceh #acehtenggara #acehtimur #acehbesar #acehsingkil #acehselatan #bandaaceh #sabang #destinasiwisata #terunik #penghargaan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts