Unsyiah Miliki Profesor Ahli Rayap Terbaik Dunia

Prof. Syaukani . (Foto: Dok. Unsyiah)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kembali menambah jumlah profesor. Penambahan profesor ini dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah, Prof. Dr. Said Muhammad MA, Kamis (12/12) di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.

Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. M. Faisal, ST., M.Eng (Fakultas Teknik), Prof. Dr. Ir. Rosnani Nasution, M.Si, Prof. Dr. Ir. Marlina, M.Si, dan Prof. Syaukani, S.Si., M.Sc yang ketiganya berasal dari Fakultas MIPA.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU, mengucapkan rasa syukurnya karena satu-satunya ahli rayap di Indonesia lahir dari Unsyiah, yaitu Prof. Syaukani. Ketekunan dan kepakaran Prof. Syaukani telah berhasil mengoleksi lebih dari 200 jenis rayap dari berbagai habitat.

Lebih dari 100 jenis rayap tersebut, diperkirakan jenis baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Temuan ini membuktikan hutan tropis Indonesia menyimpan kekayaan biodiversitas yang luar biasa.

Samsul Rizal menyebutkan Prof. Syaukani menjadi tokoh sentral yang menemukan, mengidentifikasi, dan mempublikasikan jenis rayap. Ia bukan hanya mempromosikan rayap dan Indonesia, tetapi juga telah melambungkan nama Unsyiah.

“Kepakaran beliau tentang rayap bukan saja dikenal di Indonesia, tetapi juga diketahui dunia, karena beliau berada di antara 10 ahli rayap terbaik di dunia,” ujar Rektor.

Hingga saat ini, jumlah profesor di Unsyiah berjumlah 72 orang dengan jumlah terbanyak di Fakultas Teknik 19 orang, disusul Fakultas Pertanian 12 orang.

Walau laju pertumbuhan profesor di Unsyiah semakin membaik, tetapi menurut Rektor penambahan ini belum memuaskan. Sebab hingga saat ini, jumlah profesor di Unsyiah masih berada di angka 4,5 persen dari jumlah dosen secara keseluruhan.

Salah satu penyebabnya karena beberapa profesor memasuki masa purnabakti dan adanya penambahan dosen baru di beberapa program studi yang memperbesar faktor pembagi.

Meski demikian, segala upaya tetap dilakukan Unsyiah untuk mencapai target 200 profesor dalam dua atau tiga tahun ke depan. Terlebih lagi Unsyiah berupaya masuk dalam jajaran 10 besar PTN terkemuka di Indonesia, 200 besar Asia, dan 1.000 besar di dunia.

Untuk itu, Samsul Rizal menaruh harapan besar kepada keempat profesor baru ini untuk berkontribusi optimal bagi Unsyiah. Salah satunya berpartisipasi aktif dalam membantu Unsyiah meraih nilai akreditasi unggul. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan fatwa soal salam, doa dan penggunaan simbol lintas agama dalam perspektif syariat islam. Dimana salah satu poin dalam fatwa tersebut, juga mengharamkan simbol agama dipasang di sembarangan tempat. Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali mengatakan, bagi umat islam penggunaan simbol agama misalnya, Lailahaillallah ataupun tulisan ayat-ayat Allah lainnya, ditempat sembarangan seperti di mobil, peci dan baju, itu dilarang. Menurut Faisal, tempat seperti itu dinilai tidak terhormat untuk sebuah simbol agama. Namun, kata dia, penggunaan simbol agama itu dibolehkan kalau hanya ditulis di dinding rumah, ataupun di pintu. Ads “Misalnya kalimat syahadat di baju, kalau di cuci bagaimana? di kaca mobil kalau dibersihkan bagaimana? kadang-kadang diinjak oleh tukang, bagi umat islam untuk menggunakan simbol-simbol agama islam ataupun tulisan ayat-ayat Allah ditempat tidak terhormat dilarang pemakaiannya,” ucap Tgk Faisal Ali saat dijumpai di kantor MPU Aceh, Kamis (12/12). Kemudian, simbol yang identik dengan sebuah agama lain juga dilarang digunakan oleh orang islam. Kecuali, jelas Faisal, ada unsur-unsur kedaruratan, karena orang islam di daerah minoritas, itu boleh. #acehbarat #aceh #acehgayo #acehtenggara #acehtimur #acehbesar #acehsingkil #acehselatan #acehtamiang #larangan #pemakaian #simbolagama #di pakaiaan

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts