Sabang Fokus Peningkatan PAD Melalui Pariwisata dan Perikanan

Wisatawan menyaksikan atraksi Budaya Kanduri laot di Sabang. (Foto: Hen Lampakuk)

Sabang (KANALACEH.COM) – Pemko Sabang terus berupaya dalam melakukan pengembangan potensi industry untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

“Pemko Sabang sedang fokus untuk mengembangkan dua sektor industri yaitu industri pariwisata dan industri perikanan,” kata Wakil Walikota Sabang Suradji Junus di Sabang, Kamis (9/1).

Pernyataan itu disampaikan Suradji dalam Focus Group Discussion (FGD) digelar oleh Bea Cukai Sabang, guna membahas upaya dalam peningkatan PAD, yang turut hadir Kepala Kanwil DJBC Aceh Safuadi sebagai pemateri.

Suradji menyebutkan pada 2019 tugu Kilometer Nol dinobatkan sebagai juara satu destinasi unik terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API).

“Dan juga hasil kelautan dan perikanan di Kota Sabang ini yang sangat melimpah. Forum ini diharapkan dapat menemukan satu persepsi dan langkah sinergi Bea Cukai dan Sabang dalam mendorong terciptanya industri dan produk yang bisa bersaing di pasar Internasional,” katanya.

Kepala Kanwil DJBC Aceh Safuadi mengatakan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang harus diiringi munculnya industri baru di wilayah Sabang, sehingga diharapkan dapat menciptakan peluang produk memiliki nilai jual tinggi dan bersaing di pasar global.

“Sudah saatnya Aceh, khususnya Kota Sabang harus maju, produktif dan mandiri dengan mengeksplorasi produk-produk yang bersifat unik dan memiliki ciri khas yang tidak ada di daerah lain,” katanya.

Lebih lanjut, kata dia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki fungsi salah satunya sebagai Industrial Assistance, memiliki peran besar dalam mendorong dan menfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan industri-industri.

Sehingga perlu dukungan serta sinergi dari Pemerintah Kota Sabang dalam merumuskan kebijakan-kebijakan daerah yang produktif. Maka dalam perubahan era global ada tiga komoditi ekspor yang bisa dikembangkan di Indonesia seperti Jasa dan Teknologi Informasi, Makanan dan Kelautan.

“Aceh telah memiliki potensi komoditi tersebut, dan sangat diperlukan adanya pihak yang dapat fokus mengurusi tentang produk produk tersebut termasuk mencari pembeli di beberapa negara asing, agar dijadikan sebagai komoditi ekspor,” katanya. [Randi/rel]

Related posts