Soal Penanganan Corona, Sulaiman: Banyak SKPA yang Loyo

Anggota DPRA, Sulaiman. (Foto:Istimewa)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Sulaiman berharap Plt Gubernur Aceh segera ‘merumahkan’ alias menggantikan para kepala SKPA atau kepala Biro, yang tidak terlibat aktif dalam penanganan pandemi Covid-19 di Aceh.

Selama ini, hanya terlihat beberapa SKPA yang terlihat tak kenal lelah dalam mengurus sejumlah persoalan selama pandemi Corona Virus.

“Di bidang kesehatan, Dinkes dan RSUZA cukup luar biasa bekerja melayani semua pasien, bahkan merelakan nyawa mereka sendiri, ini patut kita apresiasi kepada mereka serta seluruh para pekerja kesehatan yang ada di Aceh,” ujarnya Sabtu (2/5).

Menurut Sulaiman,  dalam segi penanganan kebutuhan pokok masyarakat yang berdampak dari pandemi Covid-19 menurutnya, Dinas Sosial Aceh sudah bekerja luar biasa dalam mendistribusikan paket sembako kepada masyarakat yang berdampak.

Disamping itu para penggerak PKK ditingkat provinsi, kata dia juga sudah bekerja maksimal dalam mengantarkan paket sembako baik untuk masyarakat berdampak, maupun kepada keluarga para tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan pasien Covid-19.

Politisi Partai Aceh ini mengaku kecewa melihat SKPA lainnya, yang dia nilai hanya duduk diam, tidak saling bahu membahu menangani persoalan Pandemi Covid-19 di Aceh.

“Padahal, SKPA yang lain bisa berisiatif agar proses penanganan ini tidak terkesan lamban. BPBA sendiri terkesan mati suri, padahal itu elemen pemerintah yang di tunjuk oleh Plt Gubernur Aceh menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan masa masa panik ini,” sambungnya.

Menurutnya, banyak pekerjaan yang bisa dibantu jika para kepala SKPA yang ada di Aceh punya inisiatif untuk saling membantu masyarakat.

“Misalnya Dinas Syariat Islam, seharusnya punya planning, masih banyak mesjid yang belum disemprot cairan pembasmi kuman, meunasah-meunasah, dan Fasilititas lainnya yang ada kaitannya dengan dinas tersebut agar dibantu,” ucapnya.

Dayah-dayah yang ada di Aceh, seharusnya dibantu oleh dinas terkait untuk proses penyemprotan dan bahkan, menurutnya bisa ditangani secara bersama untuk bantuan masker, pemenuhan kelengkapan alat kesehatan di pos kesehatan yang ada dalam pesantren.

Begitu juga dengan dinas yang lain, kata dia Dinas Perhubungan bisa memaksimalkan sejumlah pos mudik dengan menyiapkan alat Rapit test, memperketat perbatasan.

“Distambun Aceh, Dinas Peternakan Aceh, Dinas kehutanan, Dinas ESDM Aceh, apa kontribusi lembaga itu untuk penangan Covid-19 yang sifatnya inisiatif dinas itu sendiri, soal pemotongan anggaran penangan Covid itu bukan inisiatif kepala dinas, itu perintah undang-undang.  Saya rasa tidak ada, pada kelihatan loyo semua,” ucapnya.

Untuk itu, ia mendesak PLT Gubernur Aceh  agar para kepala SKPA yang tidak aktif  serta terkesan seperti kekurangan vitamin alias lemot dalam bekerja, segera dirumahkan. [Randi/rel]

 

View this post on Instagram

 

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Polairud Polda Acehbersama Dirlantas Polda Aceh melakukan patroli udara menggunakan helikopter untuk mengawasi tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Aceh yang pulang dari Malaysia secara ilegal lewat jalur laut. Pengawasan ini dilakukan di perairan pantai Barat Selatan Aceh. Dir Polairud Polda Aceh Kombes Pol Jemmy Rosdiantoro mengakui, TKI dari Malaysia sering menggunakan jalur laut secara ilegal untuk menyebrang ke Aceh maupun ke daerah-daerah di Sumatera Utara. Apalagi, situasi di negeri jiran saat ini sedang lockdown dan banyak TKI yang terjebak karena tidak adanya akses pulang. Sehingga mereka memilih jalur laut tanpa dokumen perjalanan yang jelas. Dengan adanya imbauan untuk tidak mudik oleh pemerintah demi memutuskan rantai penyebaran virus corona, pihaknya mengawasi kapal penyebrangan yang menuju ke Aceh Barat dari Simeulue dan Sibolga. Sejauh ini, kata Jemmy, pihaknya belum menemukan adanya dugaan kapal yang mengangkut TKI dari Malaysia. Pemantauan itu juga sudah dilakukan pihaknya di pantai Timur Aceh. “Selama giat patroli tidak ada ditemukan TKI yang memasuki Aceh melalui laut atau secara ilegal atau jalur laut perairan Aceh,” ujar Jemmy kepada wartawan, Jumat malam, 1 Mei 2020. Namun, kegiatan patroli udara itu akan terus dilakukan pihaknya hingga pemerintah menyatakan virus corona (Covid-19) berakhir. Selain patroli udara, pos chek point yang berada di perbatasan maupun di setiap pelabuhan di Aceh, juga dipantau soal kesiapan petugas baik soal peralatan dan personel selanjutnya baca di www.kanalaceh.com #bandaaceh #acehbesar #acehjaya #acehbarat #naganraya #abdya #acehselatan #subulussalam #acehsingkil #pidie #pidiejaya #bireuen #acehutara #lhokseumawe #acehtimur #langsa #acehtamiang #gayolues #acehtengah #benermeriah #sabang #polairud #dirlantas #patroliudara #helikopter #tki #ilegal #lockdown #viruscorona #cegahcorona

A post shared by Kanal Aceh (@kanalacehcom) on

Related posts