Pemkab Aceh Utara Prioritaskan Pembangunan Fisiki Bernilai Sejarah

Aceh Utara (KANALACEH.COM) – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus memacu pembangunan fisik monumental untuk membangun dan melestarikan bangunan fisik yang bernilai sejarah.

Beberapa program prioritas itu sudah direncanakan dan ditargetkan selesai hingga 2023, salah satunya terus memperkuat sejarah jejak raja Pasai dan para pendahulu yang mashur sejak abat ke 13 Masehi.

Hal itu dibuktikan dengan pemancangan monumen Islam kerajaan Samudera Pasai yang digarap diawal masa kepemimpinannya tahun 2012, dengan anggaran APBN melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, kini bangunan bersejarah yang terletak di gampong beuringen Samudera Aceh Utara hampir rampung, selanjutnya menunggu penyerahan pengelolaan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan ristek untuk dikelola oleh Daerah.

Bukan hanya Monumen, namun lebih dulu dibangun Museum Aceh utara, semasa Cek Mad menjadi Penasehat Bupati Aceh Utara akhir 2006 lalu.

Museum ini berdampingan denga Monumen kerajaan Islam Samudera Pase, sehingga menjadikan kawasan ini yang rencana awal sebagai Lokasi MAN Internasional dengan luas area 12 Haktar persegi, sangat strategis jika ditinjau dari sejarah jalur perdagaan rempah rempah tempo dulu.

Dimana ada dermaga diujung kuala tanoh pasi atau tanah pasir sekarang, Letak giografis didataran rendah diapit dua sungai yakni Krueng Pase dan Geudong.

Tidak lengkap jika Pembangunan proyek skala besar itu belum dibangun sebuah Masjid yang menjadi monumental bagi anak cucu diwilayah pasai.

Pembangunan sebuah Masjid Besar Sulthan Malikussaleh yang akan berdiri megah disisi kiri jalan negara dari arah Medan Sumateta Utara, terpaut 2000 meter dari Kawasan atau zona Makam Malikussaleh sanagt cocok disebutkankan sebuah Markazul Islam Samudera Pasai, karena memang sudah merupakan sebuah zona pusat kekuasaan Raja Malikussaleh.

Masjid Sulthan ini baru dilakukan peletakan Batu Pertama Oleh Wali nanggroe Malik Mahmud alhaitar bersama Wakil Bauoati Aceh Utara Fauzi tusuf dan Ketua MPU Aceh Utara,Para ulama setempat dan tokoh mastarakat Aceh Utara dan samudera, berada di gampong Mancang Kecamatan Samudera, Senin (13/12)

Bupati Aceh Utara telah memberi dukungan dana penimbunan dasar untuk Pembangunan Pondasi.

Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haythar pada peletakan batu pertama Masjid Besar Sulthan Malikussaleh mengatakan, Masjid Besar Sulthan Malikussaleh yang terletak di Gampong Mancang jika ditilik sejarah maka masjid ini berada dalam wilayah Kerajaan Samudera Pasai.

Oleh peneliti sejarah, lanjut Malik Mahmud, disebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai sangat berjasa dan aktif dalam penyebaran agama dan tamaddun Islam ke Malaka, Pulau Sumatera, bahkan hingga ke Pulau Jawa.

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Samudera Pasai pernah mengirim beberapa ulama ke Pulau Jawa, salah satunya adalah Fatahillah yang berjasa merebut kembali Sunda Kelapa dari jajahan Portugis pada awal abad ke-15.

“Bersatunya kita pada hari ini dalam rangka meletakkan batu pertama Masjid Besar Sulthan Malikussaleh, tentunya menjadi satu indikasi bahwa kita tidak melupakan generasi pendahulu yang telah berjasa membuat Aceh pada hari ini dikenal menjadi pusat pengembangan agama dan peradaban Islam di Nusantara,” ungkap Malik Mahmud.

Lembaga Wali Nanggroe, lanjutnya, siap mendukung setiap upaya pembangunan peradaban Aceh yang gemilang yang berlandaskan dinul Islam.

Semenatara Wakil Bupati Fauzi Yusuf mengapresiasi serta menyambut gembira dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan Masjid Sulthan Malikussaleh. “Saya yakin pembangunan masjid ini merupakan dambaan seluruh lapisan masyarakat di sini, terutama dalam upaya mensyiarkan syariat agama di Bumi Malikussaleh ini,” ujar Fauzi.

Pemkab Aceh Utara, kata Fauzi Yusuf, sangat mendukung berbagai program pembangunan yang digagas oleh masyarakat, baik bangunan umum maupun bangunan tempat ibadah yang menonjolkan kepentingan umat.

Dalam hal ini, pihaknya sangat meng-apresiasi adanya peran swadaya masyarakat, baik secara moril maupun bantuan finansial dalam menggerakkan pembangunan Masjid Besar Sulthan Malikussaleh.

Lebih jauh, Fauzi Yusuf mengajak segenap lapisan masyarakat untuk turut memberikan kontribusinya dalam pembangunan Aceh Utara ke depan. Kontribusi ide, pikiran, gagasan dan curahan nasehat yang Teungku-Teungku berikan, akan menjadi modal sangat penting dan berguna bagi kita dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan Aceh Utara ke depan.

“InsyaAllah dengan adanya kerjasama kita semua, kami yakin kita dapat membawa daerah ini menuju negeri yang baldatun thayyibatun warabbul gafur di bawah naungan panji-panji syariat Islam,” ungkap Fauzi.

Masjid Besar Sulthan Malikussaleh terletak di Gampong Mancang Kecamatan Samudera, selama ini sering disinggahi oleh pelintas Jalan Raya Banda Aceh – Medan untuk menunaikan shalat berjamaah maupun untuk sekadar transit dan shalat sunat. Masjid ini juga kerap didatangi oleh pelancong yang berziarah ke Makam Sulthan Malikussaleh yang berjarak sekitar 2 Km. (adv)

Related posts