Siswa SMK 1 Abdya Tak Bisa Ikut Ujian Semester Gegara Belum Vaksin

Blangpidie (KANALACEH.COM) – Siswa- siswi SMK 1 Abdya diduga dilarang masuk ujian semester oleh guru karena belum vaksin. Siswi tersebut diminta pulang saat akan melaksanakan ujian.

Mustafa Kamal salah satu wali murid mengatakan, aturan yang dikeluarkan oleh pihak SMK 1 Abdya tidak melibatkan orang tua murid. Karena pihak sekolah tidak memberitahukan bahwa yang belum di Vaksin dosis ke dua tidak diperbolehkan mengikuti ujian.

Menurutnya, siswa merasa dirugikan dengan aturan yang di buat oleh pihak sekolah SMK 1 tersebut. Senin (23/5)

“Ini kan aneh, surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh komite sekolah tidak ada, cuman ngomong saja itu tidak bisa dijadikan bukti pegangan,” terangnya.

Seharusnya, lanjut Mustafa pihak sekolah harus menjemput siswa-siswi untuk mengikuti ujian. Karena, ujian itu adalah hak siswa.

Mustafa Kamal juga sempat menjumpai kepala sekolah, terkait kebenaran jika tidak vaksin tidak boleh ikut ujian.

” Kepseknya bilang ia kalau tidak vaksin tidak boleh ikut ujian”. Tiru pernyataan kepsek.

Selain itu dirinya juga sudah cek ke tempat vaksin namun kosong. “Terus kepseknya bersikeras harus mengikuti vaksin baru bisa ikut ujian, kalau tidak ujiannya kami tunda. Sebutnya

Keputusan Bersama Dewan Guru

Kepala SMK Negeri 1 Abdya, Ismail mengatakan, ada sekitar 50 siswa yang tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Salah satu alasannya karena belum melakukan vaksin kedua.

“Benar, ada sekitar 50 siswa kita kelas satu dan dua yang tidak bisa ikut ujian. Kalau dikatakan karena tidak vaksin saja, itu tidak benar, karena ada syarat lain yang tidak mereka penuhi, salah satunya sudah memiliki kartu pustaka, atribut lengkap seperti simbul, nama, dan lainnya,” jelas Ismail.

Dalam syarat itu, katanya, siswa laki-laki juga tidak boleh berambut gondrong. Megenai vaksinasi, Ismail mengaku sekolah yang di pimpinnya itu sudah 90 persen melakukan vaksin tahap satu dan 63 persen vaksin tahap dua.

“Jadi, rambut siswa itu tidak boleh gondrong, harus dipangkas sesuai ukuran, kemudian menyerahkan kartu vaksin.Kenapa vaksin kedua ini kita tekankan, sebab pada vaksin tahap satu kita mencapai 90 persen, sementara di vaksin kedua masih 63 persen,” tuturnya.

Selama ini, tambahnya, pihak sekolah sudah sangat persuasif mengajak siswa untuk vaksin, dan tim vaksinator dari Puskesmas selalu datang ke SMK.

“Tapi, yang namanya anak kadang-kadang tidak mendengarkan instruksi guru. Maka kita berikan apresiasi kepada yang sudah mengikuti vaksin kedua untuk ikut ujian, sementara yang belum melengkapi persyaratan, nanti kita tunda ujiannya di gelombang kedua, yang kita lakukan Minggu depan,” katanya.

Terkait aturan vaksin sebagai syarat ikut ujian, Ismail mengaku itu keputusan dewan guru, bukan kebijakan dari Dinas Pendidikan Aceh.

“Itu keputusan kita dalam rapat dewan guru, bukan dari Disdik Aceh,” tutupnya.

Related posts