Momentum 1 Muharam 1445 H Menjadikan Hijrah yang Substantif

Langsa (KANALACEH.COM) – Saat Nabi Muhammad SAW memenangkan Fathu Mekkah, maka di momentum 1 Muharram 1445 H maka mari memaknai hijrah yang substantif dengan kondisi kekinian.

“Dengan kondisi saat ini maka hijrah kita dapat kita simpulkan denga 3 hijrah yakni, hijrah dari kebodohan, hijrah dari kemusyrikan kepada tauhid dan hijrah dari tradisi pecah belah menjadi bersatu padu,” kata Ketua DPRK Langsa, Maimul Mahdi, Rabu (19/07).

Menurut Maimul, peringatan 1 Muharram terasa spesial bagi kaum muslim karena bertepatan dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Kemudian, secara historis, hijrah Nabi Muhammad SAW dimaknai sebagai perpindahan ke arah yang lebih baik dari satu tempat ke tempat lainnya.

“Saat ini kita harus perang melawan kebodohan, sehingga spirit mencari ilmu, membaca, mengkaji, dan berdiskusi jangan sampai padam,” katanya.

Kemudian, hijrah dalam memantapkan tauhid dan melawan segala bentuk kemusyrikan serta kesesatan juga harus dilakukan, di mana banyak orang yang hampir putus asa dan hilang arah. Di situlah tauhid dibutuhkan.

Kayakinan manusia untuk bertauhid haru ditingkatkan dengan berserah diri dan meyakini segala sesuatu berasal dari Allah Swt. Ia tidak akan diuji melebihi batas kemampuannya dan percaya bahwa setiap ujian pasti berakhir dengan cepat.

“Apabila seorang hamba yang beriman ditimpa masalah, ia akan fokus menghadapi ujian tersebut. Ia menjadi orang yang bersabar, dekat, dan menyatu dengan Allah SWT,” terang Maimul yang juga Alumni IAIN Langsa.

Kemudian, yakinlah, jika selalu melibatkan Allah SWT dalam segala aktivitas, maka masalah yang sulit sekalipun pasti bisa diselesaikan.

Selanjutnya, Hijrah dari tradisi pecah belah juga menjadi poin penting, karena fenomena saling serang, mengkritisi tanpa solusi, bahkan menjatuhkan nama baik kini justru semakin masif di media sosial.

Hal inilah yang akan mempersulit dan memperkeruh suasana kehidupan, sementara manusia seharusnya mengamalkan sifat ukhuwah (persaudaraan).

“Mari amalkan Ukhuwah Diniyah (persaudaraan beda agama), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dengan sesama muslim), dan Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dalam kehidupan sehari-hari”, terangnya.

Sebab, hal ini sangat baik dan relevan dengan prinsip leluhur dengan saling asah, saling asuh dan saling asih.

“Mari kita peringati 1 Muharam 1445 H ini dengan terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, sebab kehidupan duniawi ini hanya sementara dan akhiratlah yang kekal abadi,” katanya.

Related posts