Nunggu Berbuka? Yuk Cobain Permainan Tradisional Aceh Ramfest 2024 di MRB

Pengunjung Masjid Raya baiturrahman saat Aceh Ramadhan Festival 2024. (ist)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Sejumlah permainan tradisional dihadirkan di Halaman Masjid Raya Baiturrahman (MRB) sebagai salah satu venue event Aceh Ramadhan Festival 2024.

Permainan tradisional itu seperti congklak, tengklek, bakiak, engklek, egrang dan bermacam lainnya. Alat permainan itu bebas digunakan untuk pengunjung masjid Raya Baiturrahman.

Apalagi seperti permainan congklak, pantia Aceh Ramadhan Festival 2024 membuat tempat seperti balai yang berukuran sekitar 1,5 meter di samping menara Masjid Raya Baiturrahman. Agar warga yang bermain congklak tidak terpapar sinar matahari.

Pantauan kanalaceh.com, warga yang ikut meramaikan permainan tradisional itu datang dari kalangan remaja hingga anak-anak. Permainan itu sengaja dihadirkan untuk menunggu berbuka puasa.

Baca: Aceh Ramadhan Festival Bakal Digelar di Pelataran Masjid Raya Baiturrahman

Jika waktu berbuka tiba, halaman masjid raya langsung disulap jadi tempat bukber oleh warga. Selain di masjid, panitia juga menyediakan ‘lapak’ berbuka di lapangan ex hotel Aceh atau lapangan di samping Masjid Raya Baiturrahman yang ada tiang warna-warni.

Di situ juga tersedia aneka takjil yang bisa disantap saat berbuka puasa. Kemudian pengunjung juga bisa membeli dari pasar takjil yang lokasinya persis di depan pintu masuk Masjid Raya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, event Aceh Ramadhan Festival yang ke enam kali ini memang konsepnya berbeda dengan sebelumnya.

Apalagi kegiatan ini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) yang sudah di launching oleh Menparekraf, Sandiaga Uno. Event ini kata Almuniza, mulai digelar 28 Maret hingga 1 April 2024, dan penutupannya akan dihadiri oleh Menteri Sandiaga.

Dalam event ini, kata dia, ada sekitar 100 pelaku UMKM yang terlibat. Mereka berasal dari 9 Kecamatan yang ada di Banda Aceh.

“Spotnya ada di komplek Masjid Raya Baiturrahman dan di ex Hotel Aceh. Di situ melibatkan sekitar 100 UMKM yang semuanya adalah rata-rata dari Sembilan kecamatan di Banda Aceh dan mengangkat konsep yaitu community based tourism,” kata Almuniza Kamal.

Selain permainan tradisional, di venue kegiatan ini juga akan ada masak kanji rumbi dan kegiatan keagamaan lainnya.

Related posts