Nikmatnya Bubur Pedas Khas Aceh Tamiang

Bubur Pedas Khas Aceh Tamiang.

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Siapa tak rindu menjelajah Aceh dan menikmati segala kuliner khas di setiap daerah yang dikunjungi? Bayangkan, Anda berkeliling di daerah yang baru pertama kali didatangi dan menyambangi semua destinasi wisata hingga kulinernya yang tersedia.

Apalagi kuliner asal Tanah Rencong kaya akan rempah-rempah dan membuat siapa saja akan ketagihan untuk mencicipinya. Bahakn kuliner tradisional di Aceh sangat beragam dan banyak pilihan, setiap daerah punya khas masing-masing.

Salah satu daerah yang memiliki kuliner khas yaitu Aceh Tamiang. Bumi Muda Sedia ini memiliki kuliner yang sangat khas yaitu bubur pedas. Selintas, bentuknya sama dengan bubur pada umumnya, atau mirip seperti ie bu peudah, kuliner khas Aceh Besar.

Meski sama-sama memiliki bahan baku yang kaya akan rempah, namun bubur pedas khas Aceh Tamiang memiliki warna kuning pekat dan kuahnya lebih kental. Kuliner ini juga diyakini bisa meningkatkan imun tubuh.

Merujuk dari namanya, bubur pedas memiliki rasa pedas yang dihasilkan dari rempah yang dicampuri dalam hidangan itu. Apalagi, Bubur Pedas Aceh Tamiang mencerminkan konsep “Sempene” atau keberkahan dalam budayanya.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bubur pedas seperti daun kunyit, serai, daun bebueh, daun sikentut, ubi rambat merah, beras, kacang panjang, terong Cina, pisang muda, pisang abu, ubi kayu, ikan asin kakap (bubu), udang basah, udang pukul, kepiting, kelapa, kunyit, merica hingga lengkuas.

Proses pembuatannya juga tidak sembarang. Dibutuhkan ‘skill’ agar ramuan rempah-rempah tersebut bisa menyatu dan menghasilkan aroma yang sedap. Juga pembuatannya didasarkan pada kreativitas.

Setelah bahan-bahan telah disiapkan, proses memasak bubur pedas dimulai dengan mencuci beras dan meniriskannya. Ubi kayu, ubi rambat, pisang muda, dan terong dipotong dadu.

Ikan asin dipanggang, udang dikupas, dan kepiting dipotong dua. Kelapa digunakan untuk membuat santan. Semua bumbu dihaluskan, kecuali lengkuas yang hanya perlu dikepret.

Kemudian, beras bersama bumbu direbus dengan air secukupnya. Setelah beras mengembang, semua bahan yang telah disiapkan ditambahkan. Terakhir, santan, terong, kacang panjang, dan garam ditambahkan sesuai selera.

Bubur pedas atau bubur pedah menjadi hidangan populer di kalangan masyarakat Tamiang, terutama selama bulan Ramadan atau perayaan pernikahan. Bubur ini, yang terbuat dari berbagai bahan, memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tamiang.

Seorang pegawai Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Tamiang, Desi Duwiyanti mengatakan, kuliner bubur pedas menjadi makanan yang selalu dihadirkan dalam berbagai event kuliner, termasuk di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 beberapa waktu lalu.

“Memang bubur pedas ini sering kita hadirkan di acara-acara kuliner, termasuk di PKA-8, ini juga sesuai dengan tema PKA kali ini, yaitu rempah,” kata Desi.

Desi menyebutkan, bahan-bahan yang digunakan di bubur pedas hampir 100 persen adalah rempah-rempah. Semua bahan ini hasil alam Tamiang yang diambil langsung dari petani di sana.

“Aceh Tamiang kaya akan rempah, sehingga kami tidak perlu mengambil dari daerah lain untuk bahan-bahan bubur pedas ini,” tutur Desi.

Desi menambahkan, bubur pedas juga memiliki makna yang mendalam dalam konteks persatuan masyarakat Tamiang yang berasal dari berbagai suku. Meskipun beragam suku, masyarakat Tamiang bersatu sebagai satu kesatuan yang harmonis.

“Di Aceh Tamiang kuliner ini seperti makanan pemersatu, tua-muda dan beragam suku, ada Melayu, Jawa, Batak, dan sebagainya, semua suka akan bubur pedas ini,” kata Desi.

Selain di momen Ramadan, perayaan pernikahan dan hari-hari besar, bubur pedas bisa didapatkan dengan cara dibeli. Namun, hanya di lokasi-lokasi tertentu ada penjualnya.

Apalagi, kata dia, bubur pedas ini memiliki khasiat bisa untuk menghangatkan tubuh. “Biasanya kalau sudah makan, badan kita hangat dan mengeluarkan keringat,” ujarnya. []

Related posts