Pidie dalam lintas Maritim

Pidie dalam lintas Maritim

Pidie (KanalAceh.com) – Pidie merupakan salah satu Kabupaten di Aceh yang dibentuk secara undang – undang Nomor 7 (Drt) tahun 1956 Nomor 58 dengan tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092, sebagai suatu entitas . dan sudah maju sebagai Negeri  jauh sebelum munculnya Kerajaan Aceh Darussalam.

Selain itu pidie juga memiliki letak strategis di Selat Malaka sebagai pintu gerbang lalu lintas dunia, tidak heran tanah yang subur menjadikan pertanian dan perkebunan sebagai komoditas ekspor yang diandalkan pada zaman dahulu, salah satunya Lada.

Jalur akses pelabuhan menjadi tonggak utama dalam hubungan perdagangan Pidie dengan Negara lain, karena pada masa kerajaan dahulu, di Indonesia dibagi dalam tiga kategori kerajaan, Maritim, semi maritim, dan Agraris, begitulah yang diungkapkan oleh sejarawan Aceh, Drs Rusdi Sufi dalam acara bedah proposal penelitian dilaksanakan di Aula Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, pada kamis (11/02) pagi, Saat menjadi pemateri.

Dia melanjutkan bahwa yang termasuk dalam Kerajaan Maritim itu sistem ekonominya tidak lepas dari padal kapal atau pelayaran.

“yang namanya Maritim itu tidak lepas dari pada kapal, saya sangat yakin bahwa Pidie dahulu masuk kedalam Maritim, ini sama halnya dengan Kerajaan Daya di Lamno yang simata biru”, tuturnya.

Kemudian Pemateri kedua Dr. Husaini Ibrahim menjelaskan perkembangan zaman sangat menentukan, dahulu namanya Pedir yang sekarang Pidie, baru saja pemekaran muncul Pidie Jaya (PIJAY).

‘awal Pedir, sekarang Pidie, dengan berkembang muncul Pidie Jaya lagi,” kata Ahli Arkeologi ini.

Husaini menambahkan Pidie sudah maju sebelum abad ke 17 ketika masa Hindu – Budha, pada masa itu juga Banda Aceh dan Aceh Besar dibawah taklukan Pidie, sehingga ada sebutan untuk Pidie masa itu Lubung Beras (menyuplai beras).

‘sebelum adanya Kerajaan Aceh Darussalam, Banda aceh dan Aceh besar itu tunduk ke Pidie (sebutan sekarang) walaupun nantinya berputar balik, jika kita telesuri cukup banyak  jalan lama sepanjang pesisir laut pidie, menandakan banyaknya nilai historis, seperti Igie sampai Leube daerah pelabuhan tertua “,tambahnya.

Acara yang dilaksanakan Balai Pelestarian  Nilai Budaya Aceh tersebut turut hadir Drs Nurdin, Dr Agus sapti, Ramli adari budayawan Aceh dan ahli topografi dari pihak Kodam.[fahzi]

Related posts