Pemerintah diharapkan lebih peduli situs sejarah

Pemerintah diharapkan lebih peduli situs sejarah
Lima ahli arkeologi dan epigrafi Islam dari Aceh, Sumut, dan Malaysia, saat melakukan penelitian dan pemetaan terhadap situs Kerajaan Lamuri di Desa Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Oktober 2014 (Serambi Indonesia/Irfan M Nur)

Banda Aceh (KANALACEH.COM) – Pemerintah Aceh seharusnya lebih peduli terhadap situs-situs sejarah, tidak hanya sebatas merawat saja. Dengan begitu, situs-situs sejarah yang ada di Aceh akan terus dikenal oleh masyarakat.

“Jika situs-situs sejarah dikenal oleh masyarakat, maka hal itu terbukti Aceh pernah mencapai kejayaan pada masanya,” kata mahasiswa FKIP Sejarah Unsyiah, Muhammad Saifullah.

Menurut Saifullah, banyak situs-situs sejarah yang memang terbukti Aceh pernah jaya di masanya. Salah satunya adalah peninggalan di bukit Lamreh, Aceh Besar.

“Dosen saya mengatakan bukti kejayaan itu adalah kerja sama dengan pihak asing. Yang di Lamreh itu bisa dibuktikan dengan temuan-temuan relief dari China, bentuk nisan yang bervariasi, dan nisan-nisan itu ditemukan juga di Malaysia,” kata Saifullah, Sabtu (20/2).

Kalau cagar budaya berupa nisan, sambung Saifullah, banyak juga yang terbengkalai sehingga masyarakat tidak banyak mengetahui tentang makam siapakah itu.

Tentang bangunan yang di pasar Peunanyong, Banda Aceh itu juga sebenarnya peninggalan sejarah atau bagian dari situs sejarah. Seharusnya pemerintah menjadikan Peunanyong itu sebagai kota lama, apalagi prasastinya itu tertutup oleh para penjual.

“Gedung-gedung di Peunayong merupakan bangunan lama, seharusnya dipercantik lagi sehingga bisa dijadikan sebagai bukti bahwa Peunayong merupakan kota lama,” uajr Saifullah yang juga pernah menjabat sebagai Penjabat (Pj) Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himas) Unsyiah itu.

Menurutnya, pemerintah jangan hanya berkoar-koar saja dan menyatakan bahwa Aceh pernah mencapai kejayaan jika rasa kepedulian terhadap sejarah tidak ada.

“Pemerintah harus peduli dan membangun infrastruktur situs sejarah lebih baik dan lebih bagus lagi agar masyarakat banyak mengunjungi tempat-tempat itu sehingga lebih dikenal masyarakat luas,” tutup Saifullah. [Aidil Saputra]

Related posts