Tujuh daerah rawan gempa di Indonesia

Tujuh daerah rawan gempa di Indonesia
ilustrasi petugas memeriksa alat pendeteksi aktivitas gempa bumi (seismograf) (Antara Foto)

Jakarta (KANALACEH.COM) – Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3) malam. Gempa berkekuatan 7,8 skala richter itu terjadi pukul 19.49 WIB. Gempa berkedalaman 10 km tersebut berada pada titik koordinat 5,61 Lintang Selatan (LS) dan 94,05 Bujur Timur (BT) dengan radius 682 km arah Barat Daya Kepulauan Mentawai.

Sirine peringatan gelombang tsunami di Padang bahkan sempat berbunyi dan mengundang kepanikan luar biasa dari warga. Beruntung tsunami tidak terjadi, tak ada nihil korban jiwa dan tak ada kerugian materi yang berarti.

Bicara soal bencana, ada beberapa daerah di Indonesia yang cukup rawan dilanda gempa dan tsunami selain Kepulauan Mentawai. Hal itu cukup beralasan mengingat letak Indonesia berada pada titik pertemuan lempeng-lempeng tektonik dunia atau dikenal dengan sebutan “cincin api” (ring of fire).

Berikut beberapa daerah rawan gempa dan gelombang tsunami. Beberapa di antaranya bahkan pernah berakibat fatal dengan menewaskan ratusan ribu jiwa.

Aceh
Aceh pernah diguncang gempa hebat disusul gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Gempa berkekuatan 9,3 sr disusul tsunami menyapu ratusan bangunan di bumi Serambi Makkah. Bencana itu telah merenggut lebih dari 200 ribu jiwa.

Petaka itu terjadi sekira pukul 08.00 WIB yang berpusat pada kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 kilometer. Bencana itu disebut sebagai gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.

Efeknya bahkan hingga merambah pantai barat semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Sumatera Utara
Rangkaian gempa juga kerap terjadi di Sumatera Utara. Penyebabnya ialah tingginya aktivitas gunung berapi yang ada di sana. Setidaknya, ada beberapa daerah dengan potensi gempa di Sumut, di antaranya Tapanuli, Toba maupun Kepulauan Nias. Bahkan di wilayah ini dahulu pernah terjadi gempa besar yang meluluhlantakkan Gunung Toba.

Gunung supervolcano dengan kantong magma sangat besar itu meletus sebanyak tiga kali, yakni 850 ribu tahun lalu, 500 ribu tahun lalu, dan yang terakhir 77 ribu silam. Letusan Toba terakhir itulah yang kemudian memunculkan kaldera, dan menjadi Danau Toba seperti yang ada saat ini dengan Pulau Samosir berada di tengahnya.

Sumatera Barat
Gempa dengan magnitude 7,6 Skala Richter (SR) pernah mengguncang Pariaman, Sumatera Barat pada 30 September 2009 silam. Pusat gempa berada pada 57 km dari Pariaman dan getarannya dapat dirasakan hingga negeri jiran Malaysia dan Singapura.

Sumatera Barat termasuk wilayah rawan gempa lantaran letaknya sejajar berdekatan dengan barisan gunung berapi yang melewati Aceh dan Sumatera Utara. Gelombang tsunami pun berpotensi mengintai warga sewaktu-waktu.

Bengkulu
Pada 4 Juni 2000, gempa tektonik berkekuatan 7,3 sr pernah menggoyang wilayah Bengkulu. Gempa itu merupakan gempa terbesar selama 20 tahun terakhir, yaitu sejak gempa tahun 1979.

Informasi yang dikumpulkan Okezone, pusat gempa tersebut berada pada zona tumbukan lempeng Jawa-Sumatera. Akibatnya, 85 orang dinyatakan tewas. Gempa besar itu diduga kuat berasal dari arah barat daya Pulau Sumatera, karena terjadi pergerakan lempeng Samudera India-Australia, yang relatif ke arah timur dan menumbuk lempeng Benua Eurasia yang relatif stabil.

Akibat tumbukan kedua lempeng tersebut membentuk jalur penunjaman (subduksi) sepajang 6.500 kilometer di sebelah barat Pulau Sumatera, yang membentang mulai dari laut Andaman di sebelah barat Sumatera, berbelok di Selat Sunda ke arah selatan Jawa yang berarah barat-timur serta menerus ke bagian timur kawasan Indonesia.

Selanjutnya pada 12 September 2007, gempa kembali menghujam bumi Bengkulu. Gempa kali ini berkekuatan lebih besar dari tahun sebelumnya, yakni 7,9 sr yang mengguncang Bengkulu terjadi pukul 18.10 WIB. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut, tepatnya berada sejauh 159 kilometer dari Bengkulu. Gempa ini berada di titik koordinat 4,67 Lintang Selatan, 101,13 Bujur Timur.

Jawa Tengah
Selain di wilayah Sumatera, Jawa Tengah juga ternyata menjadi titik rawan gempa. Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kedua wilayah ini kerap kali terjadi gempa lantaran letaknya juga berada pada wilayah “cincin api”.
Belum lagi daerah tersebut berdekatan dengan gunung berapi dengan aktivitas vulkanik cukup tinggi, yakni Gunung Merapi.

Gempa berkekuatan 5,9 sr berdurasi 57 detik pernah mengguncang wilayah Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Ribuan warga tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Bahkan, sejumlah situs sejarah seperti Candi Prambanan rusak akibat gempa.

Nusa Tenggara
Bergeser ke wilayah timur Indonesia, tepatnya di Nusa Tenggara. Wilayah yang dilalui barisan gunung api ini juga termasuk titik rawan gempa.

Teranyar, Gempa berkekuatan 6,6 sr mengguncang kawasan Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (12/2) sekira pukul 17.02 WIB lalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, titik gempa berada pada titik koordinat 9,77 LS – 119,34 BT dan 14 Km Barat Daya Sumba Barat. Beruntung gempa tersebut tidak menimbulkan gelombang tsunami.

Berdasarkan analisis peta gempa dirasakan, intensitas gempa mencapai VI MMI (kuat) hingga VII MMI (sangat kuat). Di daerah Waikabukak dan Waimanguat intensitas gempa VII MMI (sangat kuat), sedangkan di Waitabula, Waikelo, Praigopa, dan Memboro mencapai VI MMI.

Maluku
Selain Nusa Tenggara, wilayah timur Indonesia lainnya yang juga rawan gempa adalah Maluku. Ya, Halmahera dan Ternate merupakan wilayah yang berada pada kawasan pegunungan sangat aktif. Pergeseran lempeng bumi kerap terjadi yang berakibat pada tingginya intensitas gempa di wilayah itu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gempa bumi pernah mengguncang Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Bencana itu menyebabkan 370 rumah rusak parah. Gempa yang berpusat di 61 km Timur Laut Ternate itu, terjadi sejak 16 November hingga 21 November 2015 lalu.

Kerusakan rumah akibat gempa itu di antaranya terjadi di Desa Bobanehena dan Desa Galala, Kecamatan Jailolo. Sedangkan di Desa Galala, sebanyak 15 unit rumah rusak ringan, lima unit rumah rusak berat, satu unit musala rusak sedang, dan satu ruas jalan umum rusak berat. [Okezone]

Related posts